Minut, BeritaManado.com — Sabtu (16/9/2023) pagi.
Usai landing Manado dari Jakarta di penerbangan dinihari, saya langsung join dengan tim Insan Pariwisata Indonesia (IPI) DPD Sulut.
Mau buat apa pagi itu?
Tidak istirahat karena hampir empat jam flight dari Jakarta tengah malam tadi.
Ah lelahku hilang.
Sebab saya paling suka bertemu asosiasi pariwisata satu ini: IPI.
IPI yang dipimpin Bung Sonny Tasidjawa ini, adalah salah satu, dari sekian banyak asosiasi Pariwisata di Sulut, mereka kreatif dan inovatif.
Terdiri dari banyak pelaku pariwisata kredibel dan inovatif, mereka sering mengemas kemajuan pariwisata Sulut dengan berbagai cara.
Ada aja bisa mereka lakukan, mulai dari pelatihan, promosi hingga even.
Salah satunya ya even BikeToGraphy yang saya hadiri Sabtu pagi.
Saya kaget di acara BikeToGraphy, diikuti sejumlah turis asing.
Mereka terdiri dari turis China dari Guangzhou.
Lainnya dari Inggris dan Prancis.
Even BikeToGraphy sendiri menggabungkan giat gowes bersepeda dan fotografi.
Artinya peserta sambil gowes diajak berhenti di spot wisata untuk difoto.
Acara mengambil start di resort baru The Chapel di Desa Talawaan- Dimembe Minahasa Utara.
Kemudian melalui jalur Laikit dan finis di Desa Wisata Tumaluntung di Kauditan.
Banyak kejadian menarik sekaligus bangga. Karena para turis ini antusias dan terkesan tak lelah gowes.
Padahal jenis sepeda yang mereka lakukan adalah type hardtel ataupun MTB.
Agak berat untuk dikayuh.
Pun jadwal starnya sudah agak molor.
Artinya paparan sinar matahari mulai memanas.
Nyatanya? kami enjoy.
“Kami ingin ikut lagi acara begini di waktu mendatang,” kata Sheren turis Guangzhou.
Bersama lima sahabatnya dari kota bisnis bagian selatan China itu mengaku sudah beberapa hari berada di Manado.
“Kami datang via Singapore. Capek kami hilang begitu lihat Manado dan ikut gowes,” kata perempuan enerjik ini.
Sementara Grace dari Inggris dan Jerome dari Prancis tak mau kalah.
Mereka terlihat bersemangat.
Bahkan tak sabar untuk menikmati semua atraksi yang tersedia di sepanjang trek yang akan dilalui saat itu.
“Ini waktu pertama ke Manado. Kami sudah dengar daerah ini. Wisata nya cantik,” kata Jerome yang datang ke Manado bersama istrinya.
Yang menarik, baik grup Cina dan Eropa selama gowes, mengekspresikan keindahan yang mereka temui di acara ini dengan caranya masing masing.
Sheren dkk dari Cina misalnya.
Keseringan berucap wow, amazing.
Bahkan setiap kali berhenti di spot untuk pengambilan gambar.
Mereka paling antusias berlama lama mengambil foto dengan berbagai angle.
Malah saat berada di jalur lepas Talawaan, ada rumah penduduk memutar musik dengan volume kencang, mereka turun dari sepeda dan ikut bergoyang ala tiktok.
“We love Manado!,” teriak mereka.
Sementara gaya Grace dari Inggris dan Jerome dari Prancis lebih kalem.
Mereka terkesan lebih banyak asyik berdiskusi.
Ngobrol berdua sambil gowes. Sesekali bertanya ke tim IPI yang mendampingi jalur itu tentang atraksi dan kuliner yang ditemui.
Anyway, di acara BikeToGraphy, saya tak finish sampai di Tumaluntung.
Kondisi kesehatan agak terganggu karena tidak cukup cukup di penerbangan tengah malam Jakarta Manado.
Namun sukses! Goal nya dapat.
Potensi wisata sulut khususnya Minut jadi viral.
Turis enjoy dan menyatakan mau balik lagi.
“Kami melaksanakan kegiatan ini sebagai sinergi bangun pariwisata Sulut khususnya di minut salam kerangka sukseskan Likupang Tourism Fest,” kata Sonny sang Kreator Kreatif Komandan IPI Sulut.
Salut IPI.
Terus berkarya.
Sebagaimana pesan Pak Gubernur Olly Dondokambey dan Wagub Pak Steven Kandouw, jangan pernah lelah memajukan pariwisata meskipun melelahkan. Karena sukses kita ini akan ikut mensejahterakan masyarakat dan kemajuan daerah.
Bravo pariwisata Sulut.
Maju IPI Sulut.
(***)
Penulis adalah Staf Khusus Gubernur Sulut Bidang Pariwisata