Bitung—Kota Bitung sebagai kota pelabuhan dianggap sebagai daerah paling rawan tindakan penyeludupan. Bahkan menurut Danrem 131/Santiago, Brigjen Johny L Tobing, kota penghasil ikan ini sangat rentan dengan aksi penyeludupan senjata dari luar negeri kemudian dipasok ke sejumlah wilayah di Indonesia.
“Ini karena letak Kota Bitung yang berdekatan dengan negara tetangga dan sangat mudah dijangkau lewat laut dan informasi soal penyeludupan senjata yang terjadi di kota ini sudah lama saya dengar,” kata Tobing ketika bertandang ke Pemkot, Jumat (20/7).
Informasi soal Kota Bitung menjadi pintu masuk penyeludupan senjata menurut Tobing berusaha mereka antisipasi dengan cara mengajak semua kompenen keamanan melakukan pencegahan. Karena menurutnya, pihaknya tidak mampu untuk bergerak sendiri dalam mencegah aksi penyeludupan tersebut tanpa bantuan dari unsur lain seperti Polri dan masyarakat.
“Saya tidak menakut-nakuti tapi ini memang kenyataan dan saya mengajak kita semua untuk bersama-sama menjaga keaman di Kota Bitung,” katanya.
Lebih lanjut ia mengatakan, selain rawan penyuludupan senjata, Kota Bitung juga dianggap rawan dengan penyeludupan warga negara asing serta tindak kejahatan lainnya. Seperti illegal fishing dan aksi terorisme yang memanfaatkan kelemahan pengamanan.(enk)