Manado, BeritaManado.com – Tahapan pemungutan suara pada Pemilihan Umum (Pemilu) Tahun 2024 di seluruh Indonesia telah selesai dilaksanakan.
Namun, Partai Gerakan Indonesia Raya (Gerindra) Minahasa Selatan (Minsel) menduga ada terjadi penggelembungan suara di lima daerah pemilihan di Kabupaten Minsel.
Sekretaris DPC Partai Gerindra Minsel, Jody Romyhard Ebenhaeser Lonteng, SE bersama sejumlah Ketua PAC, meminta Komisi Pemilihan Umum (KPU) Minsel turun tangan.
”Ya, kami menduga ada permainan sebelum dan sesudah pencoblosan suara di 730 TPS se-Minsel.
“Pasalnya, diulur waktunya penghitungan suara DPRD kabupaten hingga tengah malam/subuh hari, membuat banyak saksi tertidur. Saat itulah, dugaan terjadi penggelembungan suara,” ungkap Sekretaris DPC Gerindra Minsel, Sabtu (17/2/2024).
Lanjut dia, sebelum Panitia Pemilihan Kecamatan (PPK) melaksanakan Pleno Rekapitulasi Suara, maka Gerindra Minsel mendesak KPU Minsel turun tangan menyelesaikan dugaan tersebut.
“Tak hanya itu saja, Gerindra Minsel memiliki banyak bukti dan akan mengarah ke Gakkumdu Minsel,” tegasnya.
Jody memberikan contoh seperti yang terjadi di tempat pemungutan suara (TPS) 01 Desa Mokobang, Kecamatan Modoinding, Minsel.
“DPT-nya ada 247 pemilih, suara masuk 387, berarti ada selisih 140 suara. Ini baru satu TPS, belum lagi TPS lainnya,” ujar Jody.
“Melihat hal ini, Gerindra Minsel tak akan diam dengan berbagai cara dilakukan oknum-oknum KPPS di Desa Mokobang dan lainnya,” tegasnya.
Menurutnya, telah terjadi tindakan pelanggaran terstruktur, sistematis dan masif dalam Pemilu 2024 di Kabupaten Minsel.
Sementara, Ketua DPD Gerakan Rakyat Sadar Hukum Indonesia (Grasi) Sulawesi Utara, Ramli A Mokoginta, SH menegaskan bahwa apa yang disampaikan sekretaris DPC Partai Gerindra Minsel Jody Romyhard Ebenhaeser Lonteng ada benarnya.
“Olehnya, LBH Grasi Sulut meminta kepada KPU untuk menggelar pemilihan suara ulang atau PSU,” ujar Ramli.
“Dugaan diatas bukan tanpa dasar, dan memang kami sementara mengumpul data-data tersebut,” jelasnya.
Bukti lain juga, lanjut dia, perangkat desa, penyuluh pertanian dan ASN bahkan THL ikut andil dalam rangka pemenangan pemilihan calon legislatif (Pilcaleg) di Minsel.
“Banyak cara ‘kotor’ terjadi di Pilcaleg Minsel dan melibatkan perangkat desa, ASN dan THL,” ungkapnya.
Sementara, simpatisan Partai Gerindra Minsel, Masye Durandt mendesak KPU Minsel untuk bertindak dengan cepat.
“Intinya, kalau kita sama-sama transparan pasti berjalan tanpa noda, tetapi, kalau justru terjadi dugaan diatas, maka politik di Minsel hancur,” kata Masye.
Banyak cara kotor dilakukan partai lain dalam Pemilu 2024, sedangkan Gerindra selalu tampil simpatik.
“Kami, kader dan simpatisan Gerindra mendesak KPU untuk berlaku adil dalam Pemilu 14 Februari 2024 lalu,” pungkasnya.
(***/TamuraWatung)