BITUNG —Aksi pembongkaran pemukiman warga Candi, Kelurahan Bitung Barat I, Kecamatan Maesa, Rabu (30/03) lalu, rupanya berimbas kepada dunia pendidikan kota Bitung. Pasalnya, dilokasi tersebut bukan hanya 315 bangunan warga namun juga ada sekolah yakni Sekolah Dasar Gabungan Usaha Pembinaan Pendidikan Islam (GUPPI) II Kota Bitung, yang saat ini tempat 232 siswa menimba ilmu.
“Sampai saat ini kami belum tahu harus bagaimana, itu semua tergantung dari keputusan yayasan,” kata Kepala Sekolah SD GUPPI II, Saripa Usman ketika dihubungi beritamanado, Kamis (31/03).
Usman sendiri mengaku, pihaknya menyerahkan sepenuhnya masalah nasib 232 siwanya ke pihak yayasan. Apakah nantinya akan pindah dan mencari lokasi baru atau tetap bertahan di lokasi tersebut.
“Yang jelas semua tergantung ke ketua yayasan GUPPI, silahkan tanyakan langsung,” kata Usman.
Sementara itu, Kadis Dikpora Kota Bitung, Herman Rompis, ketika dikonfirmasi soal nasib siswa SD GUPPI II, mengaku ikut prihatin, dan berharap pihak yayasan bisa secepatnya melakukan pertemuan dengan pemilik tanah, dengan harapan bangunan sekolah tidak ikut dibongkar seperti bangunan warga.
“Kita tidak menutup mata dan siswa SD GUPPI II tetap anak-anak kita yang harus diperhatikan, jangan sampai terlantar akibat pembongkaran gedung. Untuk itu kami berharap pihak yayasan segera melakukan nego dengan pemilik tanah,” kata Rompis.
Rompis sendiri mengaku tidak bisa berbuat banyak, karena SD GUPPI adalah sekolah swasta yang notabene tanggung jawab yayasan. Namun ia sendiri mengaku siap menampung 232 siswa SD GUPPI II, dengan cara mengalihkan ke sekolah negeri yang ada di Bitung jika pihak yayasan setuju.
“Namun saya berharap jangan sampai bangunan SD tersebut dibongkar dan pemilik tanah bisa memberikan toleransi demi dunia pendidikan,” katanya. (en)
BITUNG —Aksi pembongkaran pemukiman warga Candi, Kelurahan Bitung Barat I, Kecamatan Maesa, Rabu (30/03) lalu, rupanya berimbas kepada dunia pendidikan kota Bitung. Pasalnya, dilokasi tersebut bukan hanya 315 bangunan warga namun juga ada sekolah yakni Sekolah Dasar Gabungan Usaha Pembinaan Pendidikan Islam (GUPPI) II Kota Bitung, yang saat ini tempat 232 siswa menimba ilmu.
“Sampai saat ini kami belum tahu harus bagaimana, itu semua tergantung dari keputusan yayasan,” kata Kepala Sekolah SD GUPPI II, Saripa Usman ketika dihubungi beritamanado, Kamis (31/03).
Usman sendiri mengaku, pihaknya menyerahkan sepenuhnya masalah nasib 232 siwanya ke pihak yayasan. Apakah nantinya akan pindah dan mencari lokasi baru atau tetap bertahan di lokasi tersebut.
“Yang jelas semua tergantung ke ketua yayasan GUPPI, silahkan tanyakan langsung,” kata Usman.
Sementara itu, Kadis Dikpora Kota Bitung, Herman Rompis, ketika dikonfirmasi soal nasib siswa SD GUPPI II, mengaku ikut prihatin, dan berharap pihak yayasan bisa secepatnya melakukan pertemuan dengan pemilik tanah, dengan harapan bangunan sekolah tidak ikut dibongkar seperti bangunan warga.
“Kita tidak menutup mata dan siswa SD GUPPI II tetap anak-anak kita yang harus diperhatikan, jangan sampai terlantar akibat pembongkaran gedung. Untuk itu kami berharap pihak yayasan segera melakukan nego dengan pemilik tanah,” kata Rompis.
Rompis sendiri mengaku tidak bisa berbuat banyak, karena SD GUPPI adalah sekolah swasta yang notabene tanggung jawab yayasan. Namun ia sendiri mengaku siap menampung 232 siswa SD GUPPI II, dengan cara mengalihkan ke sekolah negeri yang ada di Bitung jika pihak yayasan setuju.
“Namun saya berharap jangan sampai bangunan SD tersebut dibongkar dan pemilik tanah bisa memberikan toleransi demi dunia pendidikan,” katanya. (en)