Siau – Dalam sepekan terakhir ini, warga kepulauan di Kabupaten Sitaro menjerit atas kelangkaan Bahan Bakar Minyak (BBM) jenis Minyak Tanah (MT) hingga harganya menembur angka Rp 10 ribu per liternya, dimana harga tersebut sudah jauh melampaui harga eceran tertinggi (HET).
Sementara pembagian jatah MT bagi setiap kepala rumah tangga hanya mendapat 4 liter dalam sebulan. Fenomena ini pelak saja memunculkan beragam reaksi masyarakat yang tinggal di wilayah kepulauan. Mereka bahkan menduga ada pihak tertentu yang memainkan stok serta distribusi MT dalam bentuk monopoli, padahal semestinya jatah MT itu diperuntukan bagi pemenuhan kebutuhan warga pulau di Kabupaten Sitaro.
“Yang kami tahu, distribusinya berasal dari Tagulandang, bukan dari Siau, namun kami warga Tagulandang justeru kesulitan memperoleh MT bersubsidi. Bayangkan, kami warga miskin harus membeli MT dengan harga Rp 10 per liternya,” tutur warga Kampung Mohongsawang, seraya menambahkan biasanya mereka memperoleh jatah MT dari pangkalan sebanyak 20 liter per kepala rumah tangga, namun saat ini hanya tinggal 4 liter saja.
Mereka kemudian meminta kepada pemimpin daerah dalam hal ini Bupati dan Wakil Bupati Sitaro untuk memperhatikan persoalan MT tersebut agar tidak menimbulkan masalah social bagi warganya sendiri. (gun)