MANADO – Ribuan umat Kristen di Kota Manado memadati gereja, merayakan peringatan wafatnya Yesus Kristus dalam ibadah Jumat Agung. “Jumat Agung yang dirayakan tahun ini, oleh Gereja diberi tema Kesengsaraan yang membebaskan,” kata Pendeta Sartje Masinambouw dari Gereja Masehi Injili di Minahasa (GMIM) Petra Sario Tumpaan, dalam ibadah Jumat Agung, Jumat (6/4).
Pendeta Masinambouw mengatakan kesengsaraan dan kematian Yesus Kristus ini, membawa kehidupan bagi manusia dan merupakan kemenangan bagi setiap orang yang percaya. Masinambouw mengatakan dalam perjalanan kesengsaraan itu, ada satu orang murid yang memilih jalan sendiri dan berkhianat, sebagai penggenapan isi Firman.
Menurut Masinambouw, Yesus mengerti hal ini, karena itu Ia sudah mengatakan akan ada yang mengkhianati Dia dan semua murid bertanya-tanya apakah mereka orang itu, bahkan Yudas pun mengatakannya. Pendeta Masinambouw mengatakan memahami ini Yesus mempersiapkan murid-murid untuk menghadapi hal ini dalam perjamuan kudus, agar mereka menjadi kuat menghadapi semua hal itu.
“Dalam pergumulan itu Yesus berdoa dan menangis di Taman Getsemani dan minta agar kiranya cawan itu diambil dari Dia, tetapi Ia tahu tahu harus patuh pada kehendak ALLAH,” kata Masinanmbouw.
Menurut Masinambouw, Yesus akhirnya ditangkap dan di hadapan Mahkamah Agama hanya diam mengeluarkan suara seperlunya, dan menolak semua tawaran dunia kepada-Nya agar bisa menyelamatkan manusia dari dosa.
Yesus kemudian dicaci, dihina dan diberikan mahkota duri dan melewati jalan sengsara agar manusia tidak dipermalukan dan binasa, untuk mendapatkan hidup yang kekal. Ibadah Jumat Agung peringatan kematian Yesus Kristus ini, puncaknya pada perayaan Perjamuan Kudus, dimana orang yang terundang makan roti dan minum anggur, sebagai simbol darah dan tubuh Yesus yang menyelamatkan.(niel)
MANADO – Ribuan umat Kristen di Kota Manado memadati gereja, merayakan peringatan wafatnya Yesus Kristus dalam ibadah Jumat Agung. “Jumat Agung yang dirayakan tahun ini, oleh Gereja diberi tema Kesengsaraan yang membebaskan,” kata Pendeta Sartje Masinambouw dari Gereja Masehi Injili di Minahasa (GMIM) Petra Sario Tumpaan, dalam ibadah Jumat Agung, Jumat (6/4).
Pendeta Masinambouw mengatakan kesengsaraan dan kematian Yesus Kristus ini, membawa kehidupan bagi manusia dan merupakan kemenangan bagi setiap orang yang percaya. Masinambouw mengatakan dalam perjalanan kesengsaraan itu, ada satu orang murid yang memilih jalan sendiri dan berkhianat, sebagai penggenapan isi Firman.
Menurut Masinambouw, Yesus mengerti hal ini, karena itu Ia sudah mengatakan akan ada yang mengkhianati Dia dan semua murid bertanya-tanya apakah mereka orang itu, bahkan Yudas pun mengatakannya. Pendeta Masinambouw mengatakan memahami ini Yesus mempersiapkan murid-murid untuk menghadapi hal ini dalam perjamuan kudus, agar mereka menjadi kuat menghadapi semua hal itu.
“Dalam pergumulan itu Yesus berdoa dan menangis di Taman Getsemani dan minta agar kiranya cawan itu diambil dari Dia, tetapi Ia tahu tahu harus patuh pada kehendak ALLAH,” kata Masinanmbouw.
Menurut Masinambouw, Yesus akhirnya ditangkap dan di hadapan Mahkamah Agama hanya diam mengeluarkan suara seperlunya, dan menolak semua tawaran dunia kepada-Nya agar bisa menyelamatkan manusia dari dosa.
Yesus kemudian dicaci, dihina dan diberikan mahkota duri dan melewati jalan sengsara agar manusia tidak dipermalukan dan binasa, untuk mendapatkan hidup yang kekal. Ibadah Jumat Agung peringatan kematian Yesus Kristus ini, puncaknya pada perayaan Perjamuan Kudus, dimana orang yang terundang makan roti dan minum anggur, sebagai simbol darah dan tubuh Yesus yang menyelamatkan.(niel)