Manado-Sulawesi Utara (Sulut) tepatnya Kota Manado kembali dipercaya menjadi tuan rumah ivent skala internasional. Jika tak ada perubahan, Manado akan menjadi tempat pelaksanaan Proggramme of Work Indonesia-Germany Interfaith Dialogue III pada Bulan September nanti.
Kasubag Hukmas dan KUB Kanwil Kementerian Agama (Kemenag) Sulawesi Utara, Evangelin Cynthia Sepang mengatakan, dialog yang mengupas soal kerukunan antarumat beragama dunia ini rencananya akan digelar di Universitas Sam Ratulangi Manado, 16-22 September nanti. “Kepercayaan dunia internasional ini tak lepas dari keberhasilan Sulut menjaga kerukunan umat beragama,” kata Sepang melalui rilis, Selasa (14/8).
Sebagai persiapan Kepala Pusat Kerukunan Umat Beragama Kemenag RI, Desmon Andrian dan Kasubag Sosial Bernard Loesi dan Kasubag Budaya–keduanya dari Kementerian Luar Negeri–meninjau lokasi yang direncanakan jadi tempat pelaksanaan dialog pekan lalu.
Interfaith Dialog I dilaksanakan di Jogjakarta dan kedua di Jerman. Loesi menyampaikan, dialog ini dilatarbelakangi makin maraknya serangan teroris yang mengatasnamakan Agama tertentu. “Pemicu utamanya, tragedi serangan 11 September 2011 yang terkenal dengan peristiwa 9/11,” jelasnya.
Setelah itu, dunia internasional cenderung mencap Islam identik dengan kekerasan. Interfaith dialogue bertujuan mengupas dan membedah kenapa sampai terjadi kekeliruan pemahaman tersebut. Pada dua penyelenggaraan sebelumnya, dialog ini bisa memperjelas dan memberi pencerahan tentang tatanan kerukunan dan ‘apa itu Islam’
Indonesia dipilih sebagai tempat pelaksanaan karena merupakan negara berpenduduk Muslim terbesar di dunia. “Diharapkan dengan duduk bersama, berdiskusi, tukar pikiran, kita bisa saling memahami bahwa semua agama itu mengajarkan damai dan kebaikan,” katanya.
Selain isu agama, Interfaith Dialogue juga berbicara mengenai kerjasama bidang pendidikan. Semisal pertukaran pelajar, dosen dan rancangan sertifikasi halal. Rencananya, kegiatan ini akan dibuka di Jakarta oleh Wakil Menteri Agama Nasarudin Umar dan Wakil Menteri Luar Negeri Wardana. “Pembukaan di Sulut direncanakan Selasa 18 September,” ujarnya.(cci/*)
Manado-Sulawesi Utara (Sulut) tepatnya Kota Manado kembali dipercaya menjadi tuan rumah ivent skala internasional. Jika tak ada perubahan, Manado akan menjadi tempat pelaksanaan Proggramme of Work Indonesia-Germany Interfaith Dialogue III pada Bulan September nanti.
Kasubag Hukmas dan KUB Kanwil Kementerian Agama (Kemenag) Sulawesi Utara, Evangelin Cynthia Sepang mengatakan, dialog yang mengupas soal kerukunan antarumat beragama dunia ini rencananya akan digelar di Universitas Sam Ratulangi Manado, 16-22 September nanti. “Kepercayaan dunia internasional ini tak lepas dari keberhasilan Sulut menjaga kerukunan umat beragama,” kata Sepang melalui rilis, Selasa (14/8).
Sebagai persiapan Kepala Pusat Kerukunan Umat Beragama Kemenag RI, Desmon Andrian dan Kasubag Sosial Bernard Loesi dan Kasubag Budaya–keduanya dari Kementerian Luar Negeri–meninjau lokasi yang direncanakan jadi tempat pelaksanaan dialog pekan lalu.
Interfaith Dialog I dilaksanakan di Jogjakarta dan kedua di Jerman. Loesi menyampaikan, dialog ini dilatarbelakangi makin maraknya serangan teroris yang mengatasnamakan Agama tertentu. “Pemicu utamanya, tragedi serangan 11 September 2011 yang terkenal dengan peristiwa 9/11,” jelasnya.
Setelah itu, dunia internasional cenderung mencap Islam identik dengan kekerasan. Interfaith dialogue bertujuan mengupas dan membedah kenapa sampai terjadi kekeliruan pemahaman tersebut. Pada dua penyelenggaraan sebelumnya, dialog ini bisa memperjelas dan memberi pencerahan tentang tatanan kerukunan dan ‘apa itu Islam’
Indonesia dipilih sebagai tempat pelaksanaan karena merupakan negara berpenduduk Muslim terbesar di dunia. “Diharapkan dengan duduk bersama, berdiskusi, tukar pikiran, kita bisa saling memahami bahwa semua agama itu mengajarkan damai dan kebaikan,” katanya.
Selain isu agama, Interfaith Dialogue juga berbicara mengenai kerjasama bidang pendidikan. Semisal pertukaran pelajar, dosen dan rancangan sertifikasi halal. Rencananya, kegiatan ini akan dibuka di Jakarta oleh Wakil Menteri Agama Nasarudin Umar dan Wakil Menteri Luar Negeri Wardana. “Pembukaan di Sulut direncanakan Selasa 18 September,” ujarnya.(cci/*)