Jakarta, BeritaManado.com — Apresiasi yang tinggi untuk perngorbanan dan teladan seorang ibu selayaknya dilakukan oleh mereka yang hidup di tengah-tengah keluarga.
Demikian seharusnya apresiasi yang diberikan oleh seorang anak terhadap ibunda tercinta apapun bentuknya, termasuk pada momen peringatan Hari Ibu ke-93, Rabu (22/12/2021) hari ini.
Terkait hal ini, Senator RI Dr Maya Rumantir MA PhD saat dihubungi BeritaManado.com mengatakan bahwa saat ini para ibu boleh saja tinggal menghabiskan waktu bersama keluarga di hari tuanya, namun ada nilai kemanusiaan yang harus diingat semua orang yang masih memiliki ibu.
“Fisik, pikiran bahkan finansial yang terkuras, itu semua rela dilakukan hanya untuk membesarkan anak-anak yang dipercayakan Tuhan kepada mereka. Harapan seorang ibu kepada anaknya hanyalah agar bisa menjadi orang yang baik dan berbakti,” ungkapnya.
Ditambahkannya, dalam momentum yang sama juga Senator Maya Rumantir menyimpan keprihatinan terhada dua fenomena yang sering viral di media sosial maupun media massa elektronik.
“Anak-anak yang nekat melakukan hal-hal yang tidak pantas bahkan kekerasan terhadap ibunya hingga saat ini tetap menjadi perhatian saya secara pribadi maupun sebagai Anggota Komite III DPD RI. Demikian juga dengan aksi seorang ibu yang dengan sengaja menggugurkan kandungannya serta merampas kehidupan seorang anak dengan cara-cara yang sadis, ini semua harus dihentikan,” ucapnya.
Segala bentuk perilaku anak yang menunjukkan sikap tidak hormat kepada orangtua khususnya ibu adalah sebuah pelanggaran hukum negara maupun hukum Tuhan sendiri.
Tidak hanya itu, Senator Maya Rumantir juga mengajak siapa saja untuk menjadikan figur seorang ibu sebagai teladan serta tiang iman dalam keluarga dalam kehidupan sehari-hari.
Dalam konteks yang lebih luas sosok ibu baagi Senator Maya Rumantir memiliki peran yang sangat besar bersama seorang ayah dalam menjaga keutuhan keluarga dan nilai-nilai itulah yang dapat diwariskan kepada anak cucuk, agar kelak dapat membentuk keluarga yang juga dapat memberi contoh yang baik bagi keturunannya kelak.
“Salah satu dari 10 Perintah Allah jelas tertulis bahwa hormatilah ayah dan ibumu supaya lanjut umurmu. Dalam konteks ini saja sudah bisa dimengerti apa konsekuensi dari Tuhan jika seorang anak tidak menghormati ibunya,” katanya.
Lebih lanjut diutarakan Senator Maya Rumantir, bahwa mencintai dan menghormati seorang ibu hingga nafas terakhirnya akan menjadi pengalaman berharga dalam kehidupan seorang anak.
“Ini sudah saya alami sejak kecil, dimana kasih sayang ibu menjadi bagian penting dari pegnalaman hidup seorang anak. Bahkan perjalanan meraih masa depan yang sukses juga tidak lepas dari figur seorang ibu yang senantiasa mendoakan dan mendampingi. Saat dipercayakan Tuhan menikmati kesuksesan, saya terus berupaya untuk tidak melupakan jasa-jasa seorang ibu. Di masa tuanya saya berusaha membalas budi baik ibu dengan memberikan pendampingan hingga menghembuskan nafas terakhir,” tutur Senator Maya Rumantir.
Meski saat itu dibalut sedih yang mendalam, namun dibalik itu Senator Maya Rumantir mengaku merasa bangga karena bisa memberikan yang terbaik kepada ibunda tercinta dari apa yang dimilikinya.
“Apa yang saya lakukan itu adalah implementasi rasa hormat dan baki anak kepada ibunya dan itu tidak sebanding dengan apa yang dilakukan ibu selama ini yang sudah menjaga kehidupanku, sejak dari kandungan hingga sesaat sebelum menghembuskan nafas terakhir. Teriring ungkapan cinta dan doa, saya juga berharap anak-anak Indonesia dapat menempatkan figur seorang ibu sebagai tiang doa dalam kehidupan peribadi maupun keluarga,” harapnya.
Pada bagian lain, Senator Maya Rumantir juga menyebutkan bahwa keutuhan keluarga harus datang dari kesadaran suami dan istri yang memiliki kesepakatan untuk berkomitmen kuat menjaga keutuhan serta kehormatan keluarganya.
“Untuk itu dalam hal kesetiaan, kejujuran serta keterbukaan sebagai suami istri sangat dibutuhkan dalam membangun rumah tangga yang takut akan Tuhan. Semua itu memang perlu pertahanan diri yang kuat, jika mau menjadi pelaku Firman dan bukan hanya puas pendengar saja,” ucapnya.
Dijelaskannya, agama seseorang tidak menjamin keselamatannya, tapi iman yang disertai perbuatan yang benar.
“Para orangtua harusnya mempunya misi untuk hidup rukun dan bersatu agar anak atau keturunannya punya rasa bangga kepada orangtuanya, termasuk figur ibu,” tandasnya.
(Frangki Wullur)