MANADO – Masalah transportasi di kota Manado tampaknya tak akan kunjung selesai. Kemacetan lalulintas salah satunya disebabkan jalan rusak. Namun kerusakan jalan tidak serta merta merupakan tanggungjawab pemerintah, namun tak jarang juga masyarakat sendiri yang menjadi penyebab kerusakan jalan.
Lihat saja ruas di kelurahan Bumi Nyiur tepatnya jalan penghubung ringroad ke kawasan Teling, Pakowa dan Karombasan, aktifitas meratakan tanah berakibat erosi sehingga saat turun hujan, air bercampur tanah mengalir ke badan jalan. Akibatnya, jalan yang menjadi becek tersebut berubah menjadi genangan lumpur yang diperkirakan tak lama lagi jalan tersebut akan rusak meski belum lama diperbaiki.
“Ini so terjadi beberapa minggu. Aer pece yang maso jalan ini so jadi lumpur sangat mengganggu aktifitas lalulintas. Deng pasti jalan ini nyanda lama mo rusak lantaran depe aer pece tergenang di tengah jalan,” tutur Misye Rawis, warga Bumi Nyiur yang mengaku sering melintas di jalan ini.
Pantauan beritamanado, tadi siang, sudah tidak kelihatan lagi aktifitas pengerjaan disini, namun tanah yang sudah gundul ini terus menyisahkan air bercampur tanah yang menggenangi badan jalan. Hal ini juga dikeluhkan pengendara yang melintas.
“Pemerintah harus turun tangan, semestinya setiap ada aktifitas penggalian atau meratakan tanah, pihak yang melakukan pekerjaan wajib membuat saluran agar material tanah dan batu ataupun material lainnya tidak keluar ke badan jalan seperti ini,” tukas Rommy Wendy, pengendara mobil warga Teling. (jy)
MANADO – Masalah transportasi di kota Manado tampaknya tak akan kunjung selesai. Kemacetan lalulintas salah satunya disebabkan jalan rusak. Namun kerusakan jalan tidak serta merta merupakan tanggungjawab pemerintah, namun tak jarang juga masyarakat sendiri yang menjadi penyebab kerusakan jalan.
Lihat saja ruas di kelurahan Bumi Nyiur tepatnya jalan penghubung ringroad ke kawasan Teling, Pakowa dan Karombasan, aktifitas meratakan tanah berakibat erosi sehingga saat turun hujan, air bercampur tanah mengalir ke badan jalan. Akibatnya, jalan yang menjadi becek tersebut berubah menjadi genangan lumpur yang diperkirakan tak lama lagi jalan tersebut akan rusak meski belum lama diperbaiki.
“Ini so terjadi beberapa minggu. Aer pece yang maso jalan ini so jadi lumpur sangat mengganggu aktifitas lalulintas. Deng pasti jalan ini nyanda lama mo rusak lantaran depe aer pece tergenang di tengah jalan,” tutur Misye Rawis, warga Bumi Nyiur yang mengaku sering melintas di jalan ini.
Pantauan beritamanado, tadi siang, sudah tidak kelihatan lagi aktifitas pengerjaan disini, namun tanah yang sudah gundul ini terus menyisahkan air bercampur tanah yang menggenangi badan jalan. Hal ini juga dikeluhkan pengendara yang melintas.
“Pemerintah harus turun tangan, semestinya setiap ada aktifitas penggalian atau meratakan tanah, pihak yang melakukan pekerjaan wajib membuat saluran agar material tanah dan batu ataupun material lainnya tidak keluar ke badan jalan seperti ini,” tukas Rommy Wendy, pengendara mobil warga Teling. (jy)