Airmadidi-Setelah dua hari bungkam, akhirnya pihak PT Royal Coconut Airmadidi angkat suara tentang dugaan ledakan boiler di pabrik.
Meski membantah telah terjadi ledakan dengan daya ledak tinggi, namun General Manager Alexander Gala membenarkan telah terjadi ledakan pipa steam boiler.
“Memang kejadian itu ada. Pipa steam di boiler itu pecah dan mengeluarkan bunyi. Dan karena kejadian tengah malam, makanya terdengar lebih kuat,” kata Gala, ketika ditemui Kamis (9/2/2017).
Dikatakan Gala, noiler terdiri dari ratusan pipa yang dialiri uap panas untuk mengeringkan kelapa.
Namun pada malam teraebut, terjadi overload di pipa steam, dimana pipa yang maksimal menyuplai tekanan uap sebanyak 10 kg, justru kelebihan muatan.
“Indikasi terjadi overload, dimana beban yang ditampung dalam pipa terlalu tinggi sehingga pecah,” jelas Gala.
Akibat kejadian tersebut, lima orang karyawan menjadi korban luka bakar.
“Tapi dua orang tidak parah dan sudah masuk kerja. Yang tiga masih di RS Prof Kandouw mengalami luka bakar bagian tangan dan kaki,” ujar Gala seraya menambahkan seluruh biaya perawatan ditanggung pihak perusahaan.
Sebelumnya diberitakan, ledakan boiler yang terjadi Senin (6/2/2017) malam, membuat heboh masyarakat sekitar perusahaan.
Sayangnya, hingga Selasa (7/2/2017) pihak perusahaan tidak membuat laporan kepada pihak kepolisian.
Kapolres Minut AKBP Eko Irianto SIK mengatakan, setiap kecelakaan di lokasi kerja harusnya langsung diberitahukan kepada petugas.
“Harusnya perusahaan langsung melapor karena itu kecelakaan di lokasi kerja,” kata Irianto, namun membenarkan jika pihak perusahaan akhirnya sudah mrmbuat laporan pada Rabu (8/2/2017) atau dua hari setelah kejadian.(findamuhtar)
Airmadidi-Setelah dua hari bungkam, akhirnya pihak PT Royal Coconut Airmadidi angkat suara tentang dugaan ledakan boiler di pabrik.
Meski membantah telah terjadi ledakan dengan daya ledak tinggi, namun General Manager Alexander Gala membenarkan telah terjadi ledakan pipa steam boiler.
“Memang kejadian itu ada. Pipa steam di boiler itu pecah dan mengeluarkan bunyi. Dan karena kejadian tengah malam, makanya terdengar lebih kuat,” kata Gala, ketika ditemui Kamis (9/2/2017).
Dikatakan Gala, noiler terdiri dari ratusan pipa yang dialiri uap panas untuk mengeringkan kelapa.
Namun pada malam teraebut, terjadi overload di pipa steam, dimana pipa yang maksimal menyuplai tekanan uap sebanyak 10 kg, justru kelebihan muatan.
“Indikasi terjadi overload, dimana beban yang ditampung dalam pipa terlalu tinggi sehingga pecah,” jelas Gala.
Akibat kejadian tersebut, lima orang karyawan menjadi korban luka bakar.
“Tapi dua orang tidak parah dan sudah masuk kerja. Yang tiga masih di RS Prof Kandouw mengalami luka bakar bagian tangan dan kaki,” ujar Gala seraya menambahkan seluruh biaya perawatan ditanggung pihak perusahaan.
Sebelumnya diberitakan, ledakan boiler yang terjadi Senin (6/2/2017) malam, membuat heboh masyarakat sekitar perusahaan.
Sayangnya, hingga Selasa (7/2/2017) pihak perusahaan tidak membuat laporan kepada pihak kepolisian.
Kapolres Minut AKBP Eko Irianto SIK mengatakan, setiap kecelakaan di lokasi kerja harusnya langsung diberitahukan kepada petugas.
“Harusnya perusahaan langsung melapor karena itu kecelakaan di lokasi kerja,” kata Irianto, namun membenarkan jika pihak perusahaan akhirnya sudah mrmbuat laporan pada Rabu (8/2/2017) atau dua hari setelah kejadian.(findamuhtar)