Minut, BeritaManado.com – Bencana alam berupa banjir dan longsor yang terjadi di Minahasa Utara (Minut) sejak awal tahun 2023, membuat tokoh masyarakat Sulawesi Utara, Irjen Pol (Purn) Dr Ronny Sompie khawatir.
Setelah banjir bandang di Desa Klabat, Kecamatan Dimembe akibat praktek ilegal logging di hutan Gunung Klabat, disusul musibah longsor di Desa Kaweruan, Kecamatan Likupang Selatan.
Olehnya, Ronny Sompie mendorong Pemerintah Kabupaten Minut untuk berkonsentrasi pada upaya mencegah terjadinya bencana, seperti reboisasi hutan.
Purnawirawan jendral bintang dua ini bersyukur karena dari beberapa peristiwa bencana alam yang terjadi, tidak memakan korban jiwa.
Namun demikian, apabila upaya pencegahan tidak dilakukan, dikhawatirkan akan menimbulkan masalah yang lebih besar.
“Sementara ini, kita samua masih sebatas membantu dan bereaksi sangat cepat untuk membersihkan tanah dan material akibat banjir. Tapi kita kurang berupaya melakukan upaya pencegahan terjadinya banjir dengan penataan dan manajemen yang baik,” ujar Ronny Sompie, baru-baru ini.
Ronny Sompie mengingatkan beberapa hal untuk pemerintah dan masyarakat, seperti perbaikan drainase sehingga air tidak melalui jalan dan merusak jalan.
Selanjutnya, melakukan penanaman pohon dan melakukan terasering di tanah-tanah yang miring untuk mempertahankan tanah pada saat terjadi hujan deras dan dalam waktu yang cukup lama.
Tak kalah penting yaitu ada gerakan bersama untuk mencegah terjadinya banjir dan longsor di Kabupaten Minut.
“Upaya pencegahan untuk mengantisipasi bencana memang perlu dilakukan bersama secara mapalus, sehingga tidak terjadi lagi kejadian serupa,” pungkas Ronny Sompie.
(Finda Muhtar)