MANADO – Kemampuan PT Hutama Karya sebagai pemegang proyek pembangunan Jembatan Soekarno dipertanyakan. Anggota Komisi III DPRD Sulut, Ir Djafar Alkatiri, menuding perusahaan konstruksi nasional ini tidak profesional karena sangat lambat menyelesaikan jembatan tersebut.
“Dua kali dana APBN dikembalikan hanya karna kemampuan PT Hutama Karya bekerja sangat lambat,” ujar politisi PPP ini.
Djafar bahkan mencontohkan beberapa hari lalu saat dilakukan inspeksi, hanya 25 orang yang bekerja. Menurutnya, mega proyek sekelas Jembatan Soekarno hendaknya dikerjakan lebih serius dan jika perlu pemerintah bisa mengganti kontraktor.
“Ini Jembatan Soekarno adalah mega proyek dan trade mark di Manado, seharusnya 4-5 tahun lalu jembatan ini sudah selesai. Makanya saya pikir untuk proyek besar di Sulawesi Utara sudah tidak boleh lagi ditangani Hutama Karya,” tukasnya dengan nada tinggi. (jry)
MANADO – Kemampuan PT Hutama Karya sebagai pemegang proyek pembangunan Jembatan Soekarno dipertanyakan. Anggota Komisi III DPRD Sulut, Ir Djafar Alkatiri, menuding perusahaan konstruksi nasional ini tidak profesional karena sangat lambat menyelesaikan jembatan tersebut.
“Dua kali dana APBN dikembalikan hanya karna kemampuan PT Hutama Karya bekerja sangat lambat,” ujar politisi PPP ini.
Djafar bahkan mencontohkan beberapa hari lalu saat dilakukan inspeksi, hanya 25 orang yang bekerja. Menurutnya, mega proyek sekelas Jembatan Soekarno hendaknya dikerjakan lebih serius dan jika perlu pemerintah bisa mengganti kontraktor.
“Ini Jembatan Soekarno adalah mega proyek dan trade mark di Manado, seharusnya 4-5 tahun lalu jembatan ini sudah selesai. Makanya saya pikir untuk proyek besar di Sulawesi Utara sudah tidak boleh lagi ditangani Hutama Karya,” tukasnya dengan nada tinggi. (jry)