Manado – Keberadaan Lesbian, Gay, Biseksual dan Transgender (LGBT) kini semakin terlihat. Kondisi ini pun menimbulkan pro kontra di masyarakat, termasuk rohaniawan.
Pdt Fanny Potabuga dengan tegas mengatakan bahwa hal ini tidak bisa dibiarkan karena akan berdampak besar pada kehidupan masyarakat Sulawesi Utara.
“LGBT jelas tidak bisa. Yang dikhawatirkan saat ini adalah semakin booming LGBT maka seolah menunjukkan bahwa jumlah mereka itu banyak. Jika seperti ini maka takutnya akan muncul pemikiran di masyarakat bahwa LGBT sudah menjadi hal yang biasa. Kita harus hati-hati pada hal ini karena takutnya akan jadi sama dengan Amerika. Amerik dulunya adalah negara religi. Tapi saat LGBT booming, maka atas nama hak asasi manusia, keberadaan mereka dilegalkan. Nilai-nilai Firman pun jadi lebih kerdil dari hak asasi manusia,” ujar Potabuga kepada BeritaManado.com, Rabu (2/3/2016).
Potabuga pun mengingatkan seluruh masyarakat agar berhati-hati pada kondisi seperti ini, jangan sampai image Sulut sebagai daerah religi akan rusak oleh dampak dari maraknya LGBT.
“Jangan sampai Sulut akan jadi sama seperti Amerika, dimana LGBT dilegalkan sehingga jika ada Pendeta atau pimpinan umat beragama yang tidak menikahkan pasangan sejenis maka akan dipenjarakan karena dianggap melanggar undang-undang. Harus diingatkan dengan tegas, jangan sampai hak asasi manusia lebih besar dari Firman, sehingga Firman yang tertulis di kita suci baik Alkitab, Alqur’an maupun kitab lainnya dikerdilkan,” tambahnya. (srisurya)