Manado – Aksi demonstrasi penolakan rencana kenaikkan harga BBM oleh pemerintah, Selasa (27/3) siang berlangsung di DPRD Sulut. Massa yang tergabung dalam Aliansi Mahasiswa Peduli Bangsa (AMPB) melalui organisasi pemuda HMI, GMNI, LMND, MPO dan PMII nyaris bentrok dengan aparat kepolisian.
Massa yang tidak puas dengan jawaban para anggota dewan diantaranya, ketua deprov Meiva Lintang, Sus Sualang, Arthur Kotambunan, Anthon Mamonto, Cindy Wurangian dan Ivone Bentelu, tiba-tiba ingin merengsek masuk ke kantor dewan.
“Kami tidak puas, kami ingin duduk di dalam karena selama ini wakil rakyat tidak mampu membawa aspirasi kami. BBM naik akan semakin menyengsarakan rakyat,” teriak mahasiswa sambil merengsek masuk dan berusaha menjebol pagar betis aparat kepolisian.
Terjadi aksi dorong-mendorong antara mahasiswa dan aparat, bahkan seorang pendemo sempat menjulurkan bendera yang diikatkan pada sebatang bambu yang sempat mengenai seorang petugas. Aksi kejar-kejaranpun sempat terjadi. Beruntung situasi berhasil dikendalikan petugas keamanan.
Anggota deprov yang menerima aksi secara bergantian menjawab semua tuntutan mahasiswa. “Kenaikkan harga BBM ini baru wacana. Kami akan sampaikan aspirasi saudara-saudara kepada pemerintah pusat,” tukas Arthur Kotambunan.
Senada diucapkan Ketua DPRD Sulut, Meiva Lintang. “Besok (Rabu red) kami akan melakukan koordinasi dengan Pak Gubernur Sarundajang. Silahkan mahasiswa melalui perwakilan ikut dengan kami,” tutur Meiva.
Para pendemopun tak mau pulang tanpa membawa hasil. Mereka berhasil memaksa anggota dewan untuk menendatangani penolakan kenaikkan harga BBM diatas kertas yang telah disiapkan. (jerry)