Boltim, BeritaManado.com – Memasuki akhir bulan Juni, Dinas Ketahanan Pangan (DKP) Kabupaten Bolaang Mongondow Timur (Boltim) belum juga menyalurkan sembako tahap dua untuk masyarakat terdampak Covid-19.
Padahal dalam hitungan penyaluran bantuan bahan pokok, seharusnya bulan juni sudah masuk tahap tiga, namun hingga akhir bulan juni ini penyaluran tahap dua ini tak kunjung tiba.
Pantauan wartawan beritamanado.com, Jumat (26/06/2020), bahan pokok yang akan diberikan kepada masyarakat yang terdampak pembatasan Covid-19 di Boltim, sudah ada di gudang penyimpanan bahan pokok di Balai Pertemuan Umum (BPU), Desa Tutuyan.
Dari data Dinas Ketahana Pangan, stok bahan pokok berupa Beras sebanyak 115 Ton, Gula pasir sebanyak 15.000 Kilogram, Minyak goreng sebanyak 18.600 liter, dan ikan kaleng sebanyak 17.440 buah.
Kepala DKP Boltim Kisman Mamonto mengungkapkan alasan keterlambatan penyaluran karena pihaknya masih fokus dalam melakukan validasi data sebelum melaksanakan penyaluran.
“Saat ini yang menjadi kendala adalah data yang masuk belum valid dari pemerintah desa, karena penyaluran tahap dua ini penerima akan berbeda dari tahap pertama, tak bisa lagi double,” ucap Kissman Mamonto.
Kata Kissman, belum disalurkannya bantuan Sembako tahap dua ini, salah satu penyebab karena pihaknya masih terkendala dengan keterlambatan data dari Pemerintah Desa terkait dengan nama-nama penerima bantuan.
Data yang diserahkan Pemdes ke DKP ditemukan double, sehingga perlu lagi diverifikasi lagi oleh Pemerintah Desa karena harus dilakukan perbaikan.
“Sesuai petunjuk Bupati semua data harus dirampungkan sebelum melaksanakan penyaluran tahap dua. Saat ini baru sekitar 30 Desa dari tujuh kecamatan datanya sudah rampung,” beber Kissman.
Dirinya pun meminta kepada Pemerintah Desa agar berhati-hati memasukkan data baru, jangan sampai yang bersangkutan double menerima bantuan tersebut.
Ia menjelaskan, total penerima bantuan BLT, BST dan JHT berjumlah sekira 10.370 penerima, sehingga jika dikurangi dengan penerima tahap pertama sebanyak 21.613 maka untuk tahap dua jumlah penerima harusnya jadi 11.243 kepala keluarga.
“Jika ada data penerima di setiap Desa pada tahap dua ini bertambah jumlah penerimanya, maka harus dipertanyakan data dari Desa tersebut. Sebab, bantuan tahap dua ini bukan bertambah melainkan berkurang, karena sudah ada yang menerima bantuan dari kementerian,” kata Kissman.
Kissman pun menegaskan kepada Pemerintah Desa, agar cermat melakukan validasi data, sebab sudah ada temuan di salah satu Desa, dimana orang yang sudah meninggal masuk dalam data penerima bahan pokok.
“Jadi kita tidak mau ambil resiko, Pemerintah Desa jangan main – main soal data, masukkan data yang valid, jangan yang sudah meninggal duina lalu dimasukkan, kami temui data itu di salah satu desa,” pungkasnya.
(RiswanHulalata)