AMURANG — Wakil Bupati Minahasa Selatan (Minsel) Drs Sonny Frans Tandayu berkesempatan membuka Penjabaran Program Komisi Wanita Kaum Ibu (WKI) Sinode GMIM tahun 2012. Pasalnya, penjabaran program dilaksanakan di rayon Minahasa Selatan, Wilayah Amurang Satu yang dipusatkan Gereja GMIM Syaloom Sentrum-Amurang, akhir pekan lalu. Tandayu membuka acara tersebut dengan membunyikan mic dengan jari telunjuk, sambil berkata “Dalam Nama Yesus saya buka kegiatan ini.”
Menariknya, Wabup Tandayu yang didaulat memberikan arahan,
sempat curhat kepada ibu-ibu utusan 142 jemaat se Minsel soal pemerintahan kini. “Peran kaum ibu-ibu gereja menjadi contoh yang baik bagi pemerintahan kini. Meski organisasi terbesar di Sulawesi Utara, namun mampu mempersatukan segala perbedaan maupun latar belakang. Nah, persatuan ini kiranya dapat ditiru oleh pemerintahan Minsel kini, yang harus diakui tidak lagi. Berjalan harmonis, dan ini tentunya akan berdampak tidak baik bagi jalanya pemerintahan yang menjurus pada terganggunya pelayanan kepada masyarakat,” tukasnya.
“Memang seperti inilah yang terjadi, sebab tugasnya sebagai wakil bupati sudah terpasung dengan peraturan bupati. Jadi kalau saya melakukan kegiatan sosial kemasyarakatan, termasuk menghadiri acara ibadah seperti ini harus ada pemberitahuan secara tertulis dari bupati,” keluhnya.
“Peran jemaat khususnya WKI GMIM sangat diharapkan berani menyuarakan apa yangtidak berkenan dihadapan Tuhan, tak terkecuali jalanya pemerintah perlu dikawal. Sebab ibi-ibu gereja adalah penyuara pemerintah dan firman Tuhan, dan harus sanggup menjadi contoh di tengah masyarakat,” imbuhnya.
Sementara itu, Ketua WKI Amurang, melalui Ketua Panitia Pnt Meidy Mononimbar (Ci Moe) menuturkan, selain kegiatan ini dalam rangka menjabarkan program WKI di tahun 2012. ‘’Juga pertemuan yang dihadiri utusan di 142 jemaat di rayon Minsel dapat lebih memberikan gerakan pembaharuan, sebagaimana aturan dan tata gereja GMIM,’’ kata Ci Moe. (and)