Bitung—Bantuan Kementrian Perikanan dan Kelautan yang ditangani PT Deho lewat Koperasi Bina Usaha tidak hanya salah sasaran tapi juga diduga sarat peyimpangan. Buktinya dari informasi, mesin kapal yang harusnya menggunakan mesin merk Mitsubishi diganti dengan merk Hyundai yang harga dan kualitasnya sangat jauh dari spek.
“Akibatnya kapal sering mogok di laut karena hanya menggunakan mesin Hyundai, bukan Mitsubishi seperti dalam dokument pengadaan,” kata salah satu nelayan.
Ketua Koperasi Bina Usaha, Sandra Lonteng yang ditemui beberapa waktu lalu mengaku kurang paham dengan mesin yang dipasang di 10 unit kapal yang diberi nama Deho 1 hingga 10 itu. Padahal bantuan tersebut dikucurkan lewat Koperasi Bina Usaha, demikian juga dengan pengadaan kapal.
“Saya tidak tahu apakah merk yang dipasang Mitsubihi atau Hyundai karena yang tau Pak Harce Sagay,” kata Lonteng.
Ia juga mengatakan, Bapak Sagay lebih tahu persis soal mesin yang dipasang karena ketika pemasangan mesin ia sempat membongkarnya. “Ditambah lagi ketika mesin datang, bliau sudah menjabat Ketua Koperasi Bina Usaha menggantikan saya,” katanya.
Sementara itu, Frans Pontoh yang awalnya ditunjuk sebagi Ketua Koperasi Bina Usaha ketika proses pengurusan bantuan mengungkapkan sejumlah keganjilan. Dimana menurutnya, proyek pengadaan 10 unit kapal tersebut adalah proyek dari Corneles Chiyadi alias Bun Hin.
“Kemudian menunjuk anak buahnya yakni Sandra Lonteng untuk bertanda tangan di dokument pengusulan ke Kementrian,” kata Pontoh.
Ia juga mengaku, perahu-perahu tersebut memang diperuntukkan bagi nelayan untuk dikelola. Karena memang bantuan tersebut adalah kredit lunak dari Kementrian untuk para nelayan.
“Saya juga tidak tahu kalau saat ini perahu-perahu itu dikelola PT Deho lewat Koperasi Bina Usaha. Dan saya siap membeberkan masalah ini ke media,” katanya.(enk)