Pemilihan Nyong dan Nona Manado adalah sebuah program yang telah dilaksanakan puluhan tahun lamanya. Tercatat untuk pertama kalinya pemilihan ini dilaksanakan sejak tahun 1973 dengan nama yang berbeda.
Namun sejak saat itu kecintaan masyarakat Manado akan kontes kecantikan dan ketampanan seakan menjadi suatu kebiasaan yang memiliki kelas dan kedudukan tersendiri dimata masyarakat. Pemilihan ini mampu menembus ruang waktu bertahun-tahun lamanya. Bahkan seiring waktu, pemilihan ini mengalami perkembangan dan perbaikan baik dari segi konsep maupun kualitas pelaksanaan.
Bila dulu sifatnya hanya sebagai kontes kecantikan dan ketampanan belaka, maka perlahan-lahan pemilihan ini menanjak kualitasnya dengan penambahan materi penilaian seperti minat-bakat (talent) dan wawasan (brain). Bahkan kegiatan yang awalnya seolah selebrasi semalam semata berubah menjadi kegiatan yang bersifat pembinaan dengan menggunakan sistem karantina, pembekalan dan wawancara. Ini semua dimaksudkan agar pemilihan yang sudah dapat dikategorikan sebagai sebuah kegiatan bersejarah ini benar-benar tidak hilang pesonanya dari mata masyarakat Kota Manado.
Bertahun-tahun pula output dari pemilihan Nyong dan Nona Manado (penyandang gelar) merajai kontes di level propinsi. Manado menjadi pesaing serius bagi daerah-daerah lain yang juga memiliki kontes serupa. Dan semangat untuk memenangkan kontes tingkat propinsi yang dikenal dengan Pemilihan Nyong dan Noni Sulut selalu menjadi motivasi pihak penyelenggara (dalam hal ini Pemkot Manado) untuk menghasilkan yang terbaik dalam Pemilihan Nyong dan Nona Manado.
Disamping itu selain penyelenggara, ditahun 2001 lahirlah Ikatan Nyong dan Nona Manado. INNM adalah sebuah organisasi bentukan senior-seniorita penyandang gelar Nyong dan Nona Manado dari tahun ke tahun yang menjadi pemerhati atas eksistensi Nyong dan Nona Manado. INNM bahkan sempat menjadi mitra Pemkot Manado dalam upaya melaksanakan kegiatan PNNM selama beberapa tahun, karena pada masa-masa itu Pemkot Manado sempat merencanakan untuk menghentikan PNNM dengan alasan keuangan. Namun kehadiran INNM sebagai mitra akhirnya mampu mempertahankan PNNM dan mampu terus mempertahankan gengsi output PNNM sebagai salah satu penantang serius ditingkat Sulut.
Bahkan upaya INNM untuk mengembalikan peran pemerintah kota sebagai penyelenggara dan PNNM sebagai sebuah program tetap pemerintah tidak sia-sia. Di tahun 2006 Walikota Manado saat itu bapak Jimmy Rimba Rogi, setelah berkoordinasi dengan INNM, melakukan sebuah terobosan dengan memberikan perhatian serius kepada PNNM bahkan menyelenggarakan PNNM ditahun kedua pemerintahannya dengan spektakuler terbukti dengan besarnya hadiah-hadiah yang disiapkan dan besarnya jumlah peserta yang mengikuti PNNM. Bahkan tidak berhenti sampai disitu saja, para penyandang gelar, benar-benar di fungsikan sebagai Duta Wisata Manado dengan dibentuknya Tim Kesenian Manado.
Upaya Walikota ini mampu menepis sindiran bahwa Duta Wisata Manado hanya sebagai “penerima tamu” belaka. Bahkan secara tidak langsung telah menempatkan kebanggaan tersendiri bagi penyandang gelar di mata masyarakat Manado.
Bagi penulis, PNNM harus dipertahankan dan harus ditingkatkan kualitasnya dari tahun ketahun, Nyong dan Nona Manado yang baru saja terpilih tahun ini harus mampu berbicara pada kontes tingkat propinsi. Ada keharusan bagi penyandang gelar tahun ini untuk mempersiapkan diri pada ajang yang lebih tinggi. Namun yang terlebih penting lagi, Nyong dan Nona Manado terpilih, harus mampu benar-benar menjalankan fungsinya sebagai Duta Wisata Manado, demi menunjang Visi Pemerintah Kota Manado dan menjadi panutan bagi segenap pemuda Kota Manado. Nyong dan Nona Manado adalah barometer Pemuda Kota Manado, yang tidak hanya dikenal dengan kecantikan dan ketampanannya, tapi juga keramah-tamahannya, kesopanannya, dan kepintarannya.
Nyong dan Nona Manado harus mampu menjadi kekuatan Moral pemuda Kota Manado dalam era globalisasi saat ini.
Penulis berharap, kedepannya semangat ini akan terus diingat oleh masyarakat Kota Manado amat terlebih Pemerintah Kota Manado untuk terus melanjutkan melaksanakan PNNM dengan lebih baik dan profesional. Karena harus jujur kita akui bahwa, kegiatan seperti ini banyak memberikan dampak positif bagi perkembangan, pemberdayaan dan pelayanan kepemudaan di Kota Manado yang semakin kompleks ini. Semoga PNNM tahun ini benar-benar menjadi momentum kebangkitan dunia wisata Manado dan kebangkitan Duta Wisata muda Kota Manado.
Selamat kepada Nyong dan Nona Manado 2011.
Stefan Obadja Voges
Ketua INNM