Amurang, BeritaManado – Pemerintah Desa (Pemdes) Raprap Kecamatan Tatapaan Kabupaten Minahasa Selatan (Minsel) berusaha memperbaiki seadanya namun maksimal terhadap kondisi jembatan.
Demikianlah hal yang diutarakan oleh Hukum Tua Desa Raprap, David Rori kepada BeritaManado.com pada Senin (4/9/2017).
“Pemdes Raprap selalu berusaha memperbaiki kondisi jembatan agar layak dilewati kendaraan. Warga selalu berinisiatif melakukan penggantian papan yang rusak,” kata David Rori
Namun karena hanya berdasarkan swadaya masyarakat, kemampuan warga memiliki keterbatasan. Apa yang diperbaiki warga, karena termakan waktu akhirnya rusak.
Senada dengan Hukum Tua, Sekretaris Desa Raprap Jusak Kasenda pun mengatakan bukan hanya lantai jembatan yang butuh perbaikan. Namun konstruksi sudah mengalami kerusakan akibat kikisan air sungai.
“Sejak dibangun, jembatan ini hanya menggunakan alas batang kayu. Kerusakan yang terjadi sudah sering menyebabkan kendaraan terperosok namun belumlah ada yang parah. Paling penumpangnya luka-luka,” kata Jusak Kasenda.
Menurutnya permasalahan jembatan ini sudah sering disampaikan, namun belum ada tindakan dari Pemerintah Provinsi (Pemprov) Sulawesi Utara (Sulut) lewat Dinas Pekerjaan Umum dan Penataan Ruang.(TamuraWatung)
Amurang, BeritaManado – Pemerintah Desa (Pemdes) Raprap Kecamatan Tatapaan Kabupaten Minahasa Selatan (Minsel) berusaha memperbaiki seadanya namun maksimal terhadap kondisi jembatan.
Demikianlah hal yang diutarakan oleh Hukum Tua Desa Raprap, David Rori kepada BeritaManado.com pada Senin (4/9/2017).
“Pemdes Raprap selalu berusaha memperbaiki kondisi jembatan agar layak dilewati kendaraan. Warga selalu berinisiatif melakukan penggantian papan yang rusak,” kata David Rori
Namun karena hanya berdasarkan swadaya masyarakat, kemampuan warga memiliki keterbatasan. Apa yang diperbaiki warga, karena termakan waktu akhirnya rusak.
Senada dengan Hukum Tua, Sekretaris Desa Raprap Jusak Kasenda pun mengatakan bukan hanya lantai jembatan yang butuh perbaikan. Namun konstruksi sudah mengalami kerusakan akibat kikisan air sungai.
“Sejak dibangun, jembatan ini hanya menggunakan alas batang kayu. Kerusakan yang terjadi sudah sering menyebabkan kendaraan terperosok namun belumlah ada yang parah. Paling penumpangnya luka-luka,” kata Jusak Kasenda.
Menurutnya permasalahan jembatan ini sudah sering disampaikan, namun belum ada tindakan dari Pemerintah Provinsi (Pemprov) Sulawesi Utara (Sulut) lewat Dinas Pekerjaan Umum dan Penataan Ruang.(TamuraWatung)