Kawasan Pecinan Manado
Manado — Kawasan Pecinan atau Kampung Cina yang kini ditetapkan Pemerintah Kota Manado sebagai destinasi wisata Kota Tua dengan Manado Street Food Koenya Koenya sebagai salah satu andalannya menyimpan banyak cerita.
Sebelum kota Manado berkembang sepesat seperti sekarang, kawasan ini merupakan kawasan bisnis dan pusat perdagangan satu-satunya di Kota Manado.
Banyak jenis usaha dan toko yang ada disini, mulai dari sembako, kebutuhan rumah tangga, perabotan rumah, rumah makan, toko obat dan lainnya.
Sebagian masih bertahan, tapi tak sedikit juga yang kini telah tutup.
Salah satu yang masih bertahan diantara banyaknya kompetitor yang muncul adalah toko roti Lucky Top atau yang dulunya dikenal dengan nama Lucky Bakery.
Lucky Top didirikan oleh Betty Mateos pada tahun 1972 silam, berlokasi di jalan S Parman, Kelurahan Pinaesaan, Kecamatan Wenang, kota Manado dan dulunya memiliki pabrik roti di Kelurahan Wonasa.
Kini, setelah dikelola oleh generasi kedua, Lucky Top menjelma menjadi home industry yang tetap eksis dengan produksi aktif setiap hari mulai pukul 9 pagi sampai 5 sore.
Linda Limbat selaku penerus Lucky Top, kepada BeritaManado.com saat berkunjung ke toko mengatakan, tidak ada resep rahasia dalam menjalankan bisnis ini meski toko roti baru dan lebih modern terus bermunculan.
“Kami hanya tetap menjaga kualitas dan terus berproduksi. Apalagi bisa dikatakan ada langganan yang terus mencari roti kami, kebanyakan mereka yang di pelabuhan, ada yang di warung-warung, rumah kopi, terutama mencari roti tawar,” ujar Linda,” Rabu (22/5/2019).
Lucky Top hingga saat ini pun tetap menjaga harga produk agar terjangkau oleh semua kalangan terutama menengah kebawah, tapi selalu menjaga kualitas produk agar tetap berkualitas.
Harga roti termurah dipatok Rp 2.000, dan termahal Rp 18.000, sementara roti yang paling banyak dicari adalah roti sobek yang dipatok dengan harga Rp 8.000.
“Roti tawar besar yang harga Rp 18.000 itu paling banyak dibeli oleh rumah kopi, sementara yang lain itu beragam. Ada yang dibeli untuk konsumsi sendiri, ada juga yang untuk dijual kembali,” kata Linda.
(srisurya)
Baca juga: