Manado, BeritaManado.com — Jaringan Diaspora Indonesia Victoria dengan bangga mempersembahkan sebuah pameran untuk mengingat peran diaspora dan dukungan Australia terhadap perjuangan Indonesia mempertahankan kemerdekaannya melawan upaya Belanda menjajah kembali antara 1945-1950.
Konsul Jenderal RI Melbourne, Mr Kuncoro Giri Waseso, membuka secara resmi pameran pada Jumat (27/Mei/2022), dengan membunyikan gong, alat musik Indonesia yang digunakan dalam gamelan Jawa.
Upacara pembukaan juga dihadiri oleh Bwe Thay, Wakil Ketua Komisi Multikultural Victoria, Anthony Liem, Masyarakat Sejarah Kerajaan Australia – Sydney, dan Frank McGuire dari Anggota Parlemen Negara Bagian-Broadmeadows.
Konjen Kuncoro berkomentar bahwa pameran ini penting dalam mendidik masyarakat tentang sejarah yang terlupakan.
“Secara pribadi, pameran ini bermakna. Isi sejarah dalam pameran sangat sedikit diketahui oleh banyak orang, bahwa hubungan antara Indonesia dan Australia dapat ditelusuri jauh ke belakang sebelum era modern,” kata Konjen Kuncoro.
Mr Thay mengomentari upacara pembukaan dan mendorong semua orang datang.
“Pameran sangat mendidik, dan saya menikmati pertunjukan tari. Benar-benar indah dan mewakili latar belakang multikultural,” ujar Thay.
Pameran menampilkan korespondensi antara Presiden Indonesia Sukarno dan Perdana Menteri Australia, foto, dokumen historiografi visual, cerita pribadi dan bahan arsip.
Selain itu, ada pemutaran film ‘Indonesia Calling’ (1946) yang disutradarai oleh Joris Ivens.
Film dokumenter itu mengeksplorasi penolakan pelaut dan pekerja pelabuhan untuk melayani kapal Belanda yang dikenal sebagai Armada Hitam, yang berisi senjata dan amunisi yang ditujukan bagi Indonesia.
Pameran pop-up juga dilengkapi dengan storytelling corner dan pertunjukan budaya.
Salah satu tokoh utama dalam film adalah Jan Walandauw yang terlihat menerima bendera Merah Putih dari EV Elliot, pemimpin Serikat Pelaut Australia dan memberikan pidatonya.
Di bagian lain terlihat juga dia memberikan orasinya di depan ribuan orang di pertemuan besar di Sydney Domain.
Nah, di pameran ini Jason Walandauw dan cicitnya Rhys Walandauw juga hadir.
Indonesia Diaspora Network Victoria (IDN VIC) adalah sebuah organisasi nirlaba untuk semua Diaspora Indonesia yang tinggal di Victoria, Australia.
Sebagai bagian dari jaringan global, IDN VIC menyediakan suara dan media bagi komunitas yang peduli dengan pembangunan Indonesia dan menyalurkan aspirasi diaspora Indonesia untuk merangkul multikulturalisme Australia.
(***/Alfrits Semen)