Manado, BeritaManado.com — Dalam rangka menyambut Dies Natalis Universitas Katolik (Unika) De La Salle Manado yang ke-25, Fakultas Pertanian menggelar kegiatan Kuliah Tamu pada hari Jumat, 4 Oktober 2024, dengan tema “Pertanian Berkelanjutan”.
Kegiatan ini menjadi langkah awal dari rangkaian kegiatan akademik Fakultas dalam menyambut puncak dies natalis universitas yang direncanakan pada Agustus 2025.
Acara dibuka oleh Dekan Fakultas Pertanian, Dr Karen A Pontoan, yang menyampaikan sambutan mengenai tantangan-tantangan dalam bidang pertanian serta pentingnya penerapan model pertanian berkelanjutan.
Dalam penjelasannya, Dr Karen menekankan bahwa pertanian berkelanjutan menjadi solusi krusial untuk memenuhi kebutuhan pangan saat ini dan di masa depan.
Setelah pembukaan, kegiatan dilanjutkan dengan penyampaian materi dan diskusi dari para narasumber yang ahli dalam bidang pertanian berkelanjutan dan kebijakan publik.
Narasi pertama disampaikan oleh Ir Wangke Karundeng MAP selaku Kepala Dinas Pertanian Kabupaten Minahasa Utara.
Dia membahas penerapan teknologi dalam pertanian berkelanjutan dan menjelaskan berbagai kebijakan serta terobosan pemerintah untuk mendorong pertanian berkelanjutan.
Wangke menekankan pentingnya regulasi yang melindungi lahan pertanian produktif dari ancaman konversi untuk pemanfaatan non-pertanian di daerah tersebut.
Narasumber kedua, Dr Arteurt Y Merung MSi yang juga merupakan dosen di program studi Agribisnis dan Wakil Rektor Bidang Kemahasiswaan dan Alumni Unika De La Salle Manado, menyampaikan materi mengenai pemanfaatan modal sosial sebagai fondasi dalam pengembangan pertanian berkelanjutan.
Arteurt menjelaskan pentingnya sinergi antar berbagai pihak melalui strategi pentahelix dalam memperkuat implementasi pertanian berkelanjutan.
Kegiatan kuliah tamu ini dihadiri oleh pimpinan universitas, dosen, serta mahasiswa dari berbagai fakultas di Unika De La Salle Manado.
Ini menunjukkan antusiasme dan kepedulian komunitas akademik terhadap isu pertanian berkelanjutan.
Acara ini diharapkan dapat memicu diskusi lebih lanjut dan aksi nyata dalam pengembangan sektor pertanian di daerah.
(***/jenlywenur)