Manado, BeritaManado.com — Hadirnya sistem Resi Gudang di Indonesia ternyata memberi dampak besar bagi petani dan nelayan yang selama ini dianggap wong cilik.
Hal itu karena selama ini, para petani dan nelayan di Indonesia terbiasa dengan menjual hasil melaut atau tani kepada pengijon atau pengusaha besar yang langsung main borong.
Itu menyebabkan, petani dan nelayan hanya mendapatkan untung yang kecil dengan pengorbanan yang besar.
Kebanyakan, tindakan itu dilakukan karena mau tidak mau hasil panen harus segera dijual meski harga rendah karena takut hasil panen rusak yang justru bisa mengakibatkan kerugian.
Sistem Resi Gudang pun bisa menjadi jawaban atas berbagai permasalahan tersebut, diantaranya hasil panen yang tidak harus segera dijual karena bisa didaftarkan sesuai skema resi gudang.
Dengan demikian, resi gudang atau warehouse receipt ini akan menjadi pegangan yang punya banyak manfaat, terutama untuk meningkatkan perekonomian wong cilik.
Bukan hanya sekedar cerita belaka, tapi berdasarkan fakta terkait pemanfaatan Resi Gudang di Indonesia, data dari PT Kliring Berjangka Indonesia (Persero) atau KBI yang berperan sebagai Pusat Registrasi Resi Gudang menyebutkan, dalam kurun waktu 10 tahun terakhir (2010 – 2020), telah tercatat sebanyak 3.831 Resi Gudang, dengan volume 121,1 ton senilai Rp956,9 Miliar.
Sedangkan dari sisi pembiayaan, sepanjang periode tersebut sebesar Rp520,2 miliar.
Khusus di tahun 2020, Resi Gudang yang telah diregistrasi di Pusat Registrasi Resi Gudang tercatat sebanyak 427 Resi Gudang, dengan total volume 9,5 ton senilai Rp200,7 miliar dengan pembiayaan mencapai Rp93,6 miliar.
Berdasarkan Peraturan Menteri Perdagangan No 33 tahun 2020, tentang Barang yang Dapat Disimpan di Gudang dalam rangka Penyelenggaraan Sistem Resi Gudang, Saat ini terdapat 18 (delapan belas) jenis komoditas yang masuk dalam skema Sistem Resi Gudang, yaitu Gabah, Beras, Jagung, Kopi, Kakao, Lada, Karet, Rumput Laut, Rotan, Garam, Gambir, Teh, Kopra, Timah, Bawang Merah, Ikan, Pala, dan Ayam Karkas Beku.
Delapan belas jenis komoditas tersebut jelas berhubungan langsung dengan wong cilik yang selama ini mengalami kesulitan untuk meningkatkan pendapatan dari hasil panen karena banyak faktor.
“Dengan melihat banyaknya komoditas yang ada, Indonesia memiliki potensi besar dalam pemanfaatan Resi Gudang. Tantangannya adalah bagaimana memberikan edukasi kepada petani dan pemilik komoditas terkait manfaat dari Resi Gudang,” ujar Fajar Wibhiyadi selaku Direktur Utama PT. Kliring Berjangka Indonesia.
Sistem Resi Gudang diketahui memiliki banyak manfaat yang berbuah pada meningkatnya perekonomian para pesertanya.
Namun belum semuanya memanfaatkan skema resi gudang dengan berbagai alasan, sehingga KBI pun terus melakukan berbagai inovasi agar informasi terkait resi gudang dapat sampai kepada mereka yang membutuhkan.
Selain memperkuat sinergitas dengan sesama perusahaan BUMN, KBI juga bersinergi dengan pemerintah daerah hingga meningkatkan teknologi digital yang dimiliki.
Diketahui, KBI telah bekerja sama dengan PT. Perikanan Nusantara (Persero) atau Perinus pada Juni tahun 2020 lalu untuk merangkul para nelayan.
Selain dengan Perinus, Fajar Wibhiyadi pun mengatakan, KBI juga terus membangun kerja sama dengan banyak pihak agar informasi terkait pemanfaatan sistem resi gudang makin tersebar luas.
“Untuk itu, KBI secara berkesinambungan melakukan sosialisasi dengan para pemangku kepentingan lainnya. Tantangannya adalah memberikan pemahaman kepada masyarakat terkait manfaat dari Resi Gudang ini. Melihat luas wilayah Indonesia serta berbagai komoditas didalamnya, kami optimis kedepan pemanfaatan Resi Gudang akan terus meningkat,” jelas Fajar.
Selain memantapkan sosialisasi, KBI juga terus meningkatkan layanan yang tentunya mempermudah para peserta sistem resi gudang dengan memanfaatkan perkembangan teknologi.
KBI diketahui telah mengembangkan Aplikasi Registrasi Resi Gudang yaitu IS-Ware NextGen, yang secara resmi telah diluncurkan pada 27 November 2020 bersama dengan Kementerian Perdagangan dan Badan Pengawas Perdagangan Berjangka Komoditi (Bappebti).
Menteri Perdagangan Agus Suparmanto bahkan memberi dukungan dan harapannya pada inovasi ini agar mampu mempercepat transformasi perdagangan yang bermuara pada peningkatan ekonomi nasional.
“IS-WARE Nextgen memiliki peran penting dalam menciptakan rantai perdagangan yang lebih efisien. IS-WARE Nextgen dapat memberikan kemudahan dan kenyamanan bagi penggunanya dalam melakukan transaksi resi gudang, seperti dalam bentuk kecepatan transaksi dan keamanan,” kata Agus Suparmanto.
Sistem resi gudang dan kerja keras KBI pun terus menunjukkan perkembangan yang signifikan, terutama tentang pemanfaatan sistem ini.
Ke depan, para wong cilik diharapkan dapat naik kelas setelah memanfaatkan sistem resi gudang dengan tepat, di mana hal ini juga dapat menjadi pintu bagi berkembangnya perekonomian dari nelayan dan petani Indonesia.
(srisurya)