Ambarawa – Keluarga bukan sekedar tempat untuk wadah berkumpul. Lebih dalam dari itu, keluarga menurut pandangan Gereja Katolik adalah titik awal Cinta mulai dipraktekkan.
Keluarga yang sama pula dapat menjadi permulaan dari sebuah panggilan hidup. Demikian sepenggal penjelasan dari Sr Christine Monica Sumaraw JMJ, memaknai Paskah yang dirayakan Komunitas Keluarga Terpanggil Keuskupan Agung Semarang, Minggu (30/4/2017).
Sebagai seorang biarawati, Sr Christine mengakui sepenuhnya, jika keberadaannya saat ini tidak lepas dari peran orangtua dan keluarga. Baginya keluarga merupakan sumber dari Cinta Tuhan sendiri yang tidak akan pernah berakhir.
Di dalam keluarga juga, benih-benih panggilan hidup secara khusus disemai dan bertumbuh.
Keluarga yang dengan tulus mempersembahkan putera-puterinya bagi karya pelayanan gereja sungguh akan membawa berkat yang tak henti-hentinya.
Tuhan sendiri tidak akan menutup mata terhadap keluarga yang dengan penuh sukacita memberikan anak-anaknya untuk dipersiapkan menjadi imam, biarawan dan biarawati.
“Gereja sangat membutuhkan semangat pemberian diri seperti itu untuk kesinambungan pewartaan cinta Tuhan sendiri. Tanpa keluarga seperti itu, maka eksistensi gereja bisa saja terancam. Namun saya sangat yakin keluarga seperti itu akan terus ada, karena Tuhan sendiri yang akan memelihara iman mereka,” katanya. (frangkiwullur)
Ambarawa – Keluarga bukan sekedar tempat untuk wadah berkumpul. Lebih dalam dari itu, keluarga menurut pandangan Gereja Katolik adalah titik awal Cinta mulai dipraktekkan.
Keluarga yang sama pula dapat menjadi permulaan dari sebuah panggilan hidup. Demikian sepenggal penjelasan dari Sr Christine Monica Sumaraw JMJ, memaknai Paskah yang dirayakan Komunitas Keluarga Terpanggil Keuskupan Agung Semarang, Minggu (30/4/2017).
Sebagai seorang biarawati, Sr Christine mengakui sepenuhnya, jika keberadaannya saat ini tidak lepas dari peran orangtua dan keluarga. Baginya keluarga merupakan sumber dari Cinta Tuhan sendiri yang tidak akan pernah berakhir.
Di dalam keluarga juga, benih-benih panggilan hidup secara khusus disemai dan bertumbuh.
Keluarga yang dengan tulus mempersembahkan putera-puterinya bagi karya pelayanan gereja sungguh akan membawa berkat yang tak henti-hentinya.
Tuhan sendiri tidak akan menutup mata terhadap keluarga yang dengan penuh sukacita memberikan anak-anaknya untuk dipersiapkan menjadi imam, biarawan dan biarawati.
“Gereja sangat membutuhkan semangat pemberian diri seperti itu untuk kesinambungan pewartaan cinta Tuhan sendiri. Tanpa keluarga seperti itu, maka eksistensi gereja bisa saja terancam. Namun saya sangat yakin keluarga seperti itu akan terus ada, karena Tuhan sendiri yang akan memelihara iman mereka,” katanya. (frangkiwullur)