Sonder, BeritaManado.com — Tidak banyak mungkin umat Katolik Keuskupan Manado yang mengenal sosok Joppy Josep Koyo diluar wilayah pelayanan Paroki Hati Kudus Yesus Sonder (Stasi Sta. Theresia Tincep) dan Kevikepan Tondano-Mitra pada umunya, yang dikabarkan tutup usia sekitar pukul 14.00 WITA, Jumat (1/5/2020) kemarin dalam usia 80 tahun 6 bulan.
Kabar tersebut bagi orang-orang yang mengetahui perjalanan sejarah kembalinya iman Katolik di Keuskupan Manado pada tahun 1868 silam melalui seorang tokoh awam bernama Daniel Mandagi asal Langowan, tentu merupakan sesuatu yang sangat mengejutkan.
Almarhum Joppy Koyo adalah orag yang secara tidak sengaja menyimpan sebuah dokumen penting milik Daniel Mandagi dalam sebuah buku yang ditinggalkan oleh seorang misionaris saat almarhum dipercayakan memegang kendali pelayanan umat Katolik di Desa Tincep tahun selama 25 tahun (1976-2001).
Dokumen itulah yang dijadikan rujukan oleh Tim Sejarah Keuskupan Manado di masa pelayanan Uskup Mgr. Yoseph Suwatan MSC untuk kemudian mendorong dirayakannya Yubelium 125 tahun kembalinya iman Katolik di Keuskupan Manado tahun 1993.
Sejak saat itulah, nama Joppy Josep Koyo selalu disebut-sebut setiap kali banyak orang memperbincangkan sejarah kembalinya iman Katolik di Keuskupan Manado.
Menurut salah satu cucu almarhum bernama Jendri Maramis, sang kakek setelah sembuh dari sakit beberapa pekan lalu, kondisi fisiknya perlahan mulai menurun, hingga menghembuskan nafas terakhir di rumah, Jumat siang .
“Kami bangga memiliki sosok seorang bapak, kakek dan saudara yang menjadi bagian penting dari perjalanan sejarah umat Katolik Keuskupan Manado. Terima kasih juga kepada Takhta Suci Vatikan yang sudah memberikan Piagam Penghargaan semaca almarhum masih bertugas melayani umat Stasi Tincep,” ungkap Jendri Maramis.
(Frangki Wullur)