Tondano, BM – Mulai memanasnya suhu politik di Tanah Toar Lumimuut jelang pelaksanaan Pilkada Kabupaten Minahasa yang rencananya akan dilaksanakan akhir tahun ini mulai mengundang tanggapan beragam dari berbagai elemen masyarakat.
“Memanasnya suhu politik suatu daerah jelang Pilkada merupakan suatu hal yang wajar dan tak dapat dipungkiri. Akan tetapi imbasnya jangan sampai membuat masyarakat mulai terkotak-kotak sehingga membuat kondisi kambtibmas tidak kondusif lagi. Ini yang harus dihindari,” ungkap Hanry Liunsanda, Ketua Bidang Pendidikan Kader dan Kerohanian GMKI Cabang Tondano.
Lanjut dikatakannya, faktor lainnya yang turut berpengaruh adalah komunikasi politik dari para kandidat atau tim suksesnya yang melakukan pencitraan dalam masyarakat dengan menggunakan cara yang tidak elegan. “Ya, saling menjelek-jelekan kandidat lain, apa lagi sudah membawa kesukuan. Takutnya ini bisa jadi pemicu keributan antar desa, atau kelompok,” ujarnya.
Ditambahkannya, saat ini yang sangat diperlukan adalah kedewasaan berpolitik semua komponen yang terlibat dalam Pilkada nanti. “Para kandidat, berpolitiklah secara santun. Mereka pasti tahu cara-cara berpolitik yang baik dan benar. Saling menghormati kandidat lain. tidak melakukan black compaign, pencitraan dengan hal-hal yang positif bukan dengan politik uang sehingga masyarakat bisa mendapat wawasan politik yang baik dan positif dan membawa kemajuan bagi daerah itu sendiri,” pungkas Sekretaris DPC Perhimpunan Mahasiswa Hukum Indonesia (PERMAHI) Minahasa. (iker)
Tondano, BM – Mulai memanasnya suhu politik di Tanah Toar Lumimuut jelang pelaksanaan Pilkada Kabupaten Minahasa yang rencananya akan dilaksanakan akhir tahun ini mulai mengundang tanggapan beragam dari berbagai elemen masyarakat.
“Memanasnya suhu politik suatu daerah jelang Pilkada merupakan suatu hal yang wajar dan tak dapat dipungkiri. Akan tetapi imbasnya jangan sampai membuat masyarakat mulai terkotak-kotak sehingga membuat kondisi kambtibmas tidak kondusif lagi. Ini yang harus dihindari,” ungkap Hanry Liunsanda, Ketua Bidang Pendidikan Kader dan Kerohanian GMKI Cabang Tondano.
Lanjut dikatakannya, faktor lainnya yang turut berpengaruh adalah komunikasi politik dari para kandidat atau tim suksesnya yang melakukan pencitraan dalam masyarakat dengan menggunakan cara yang tidak elegan. “Ya, saling menjelek-jelekan kandidat lain, apa lagi sudah membawa kesukuan. Takutnya ini bisa jadi pemicu keributan antar desa, atau kelompok,” ujarnya.
Ditambahkannya, saat ini yang sangat diperlukan adalah kedewasaan berpolitik semua komponen yang terlibat dalam Pilkada nanti. “Para kandidat, berpolitiklah secara santun. Mereka pasti tahu cara-cara berpolitik yang baik dan benar. Saling menghormati kandidat lain. tidak melakukan black compaign, pencitraan dengan hal-hal yang positif bukan dengan politik uang sehingga masyarakat bisa mendapat wawasan politik yang baik dan positif dan membawa kemajuan bagi daerah itu sendiri,” pungkas Sekretaris DPC Perhimpunan Mahasiswa Hukum Indonesia (PERMAHI) Minahasa. (iker)