Manado, BeritaManado.com — Akhir masa jabatan kepala daerah, hal itu bisa menjadi jebakan bagi mereka yang menjabat sebagai Gubernur, Wakil Kota, Bupati dan para wakilnya masing-masing.
Jebakan tersebut adalah terjerumusnya para kepala daerah dan wakilnya dalam kehiatan-kegiatan yang hanya bersifat seremonial belaka.
Hal itu bisa bertambah parah karena bisa saja kedua pejabat pimpinan daerah itu terbagi konsentrasinya untuk maju lagi dalam pemilihan kepala daerah berikutnya.
Hal ini bakal makin bertambah parah jika antara kepala daerah dan wakilnya sudah punya jalur politik yang berbeda, maka dipastikan antara keduanya bakal saling mengalahkan di sisa waktu kepemimpinan.
Dengan demikian kondisi seperti itu akan mempengaruhi kinerja pelayanan publik kepada masyarakat.
Terkait hal ini Dosen Kepemiluan Universitas Sam Ratulangi Manado Dr Ferry Liando mengharapkan semua kepala daerah dapat bekerja maksimal meski hanya tersisa beberapa bulan kedepan.
“Meski waktu masa jabatan sudah memasuki injury time, namun seorang kepala daerah bersama wakilnya masih dapat berbuat sesuatu yang dapat dikenang masyarakatnya,” kata Ferry Liando.
Pada situasi seperti ini, para pimpinan daerah dapat membuat daftar kinerja terkait program-program yang ditawarkan saat kampanye Pilkada sebagai janji-janji politik.
“Kemudian dari daftar itu dievaluasi mana yang sudah dipenuhi dan mana yanh belum. Program yang belum dipenuhi harusnya menjadi kegiatan prioritas kepala dserah di saat injury time masa jabatannya,” jelas Ferry Liando.
Jika diakhir masa jabatan, kepala daerah tetap eksis dan produktif melayani masyarakat dengan baik, maka hal itu akan menjadi kesan yang sungguh sangat berarti dan dapat terus diingat masyarakat di wilayah yang sedang dipimpinnya.
(Frangki Wullur)