Manado, BeritaManado.com – Meskipun hanya menjajah 3,5 tahun, namun penjajah Jepang meninggalkan banyak lubang goa di provinsi Sulawesi Utara termasuk di kota Manado.
Lokasi gedung PIKAT di pertigaan Tangjung Batu – Titiwungen di Jalan Sam Ratulangi dan Jalan Ahmad Yani, ternyata menyimpan sejarah.
Di bawah ruas nasional ini terdapat lubang gua memanjang dari halaman depan gedung PIKAT dekat trotoar hingga Kelurahan Tanjung Batu.
Keberadaan lubang goa diungkapkan tokoh masyarakat, John Mandala kepada BeritaManado.com, setelah dilakukan pengecekan kru BeritaManado.com ternyata keberadaan lubang gua adalah benar.
Aktivis reformasi ini meminta kepada pemerintah melalui dinas pariwisata mengelola lokasi lubang goa menjadikan objek wisata sejarah. Dia mengaku pernah masuk dan berjalan dalam lubang gua dari Tangjung Batu hingga PIKAT.
“Setahun lalu (2017) saya masuk lubang gua berjalan dari mulut goa di Tanjung Batu belakang ruko hingga keluar di PIKAT. Berhubung goa ini terletak di tengah kota saya sarankan dijadikan objek wisata,” ujar John Mandala kepada BeritaManado.com, Kamis (24/5/2018).
Pantauan BeritaManado.com, mulut goa bercabang dua depan gedung PIKAT. Lubang utama di halaman depan gedung PIKAT yang terkoneksi dengan mulut lubang di samping trotoar tepi jalan Sam Ratulangi depan gedung PIKAT.
Tampak, lubang gua dalam kondisi kotor dipenuhi sampah, namun sesuai penuturan Vander, warga yang berjualan bunga di halaman gedung PIKAT, bahwa kondisi lubang gua aman dari binatang seperti ular.
(JerryPalohoon)