Manado – Musim kemarau panjang yang tak kunjung usai membuat banyak petani kalang kabut. Pasalnya, kondisi ini menyebabkan sebagian petani mengalami gagal panen lainnya kecewa dengan kualitas hasil panen.
Hal ini disayangkan oleh Ketua Himpunan Kerukunan Tani Indonesia (HKTI) Sulawesi Utara, Melki Suawah. Menurutnya, pemerintah selalu tidak siap dalam membantu petani.
“Sangat disayangkan pemerintah selalu tidak siap membantu petani menghadapi kesulitan seperti ini. Lamban dan tidak sigap, ujung-ujungnya program yang tiba saat tiba akal. Yang menjadi korban selalu rakyat kecil yaitu petani,” ujar Melki Suawah kepada BeritaManado.com, Rabu (30/9/2015).
Lanjutnya, jika pemerintah siap, maka hal semacam ini harusnya bisa diprediksi lebih awal sehingga bisa dicari solusinya.
“Kejadian kemarau panjang seperti ini mestinya dapat diprediksi sebelumnya oleh instansi pemerintah terkait, agar supaya petani dapat mempersiapkan diri menghadapinya. Misalnya dengan menanam tanaman yang tahan kemarau atau tanaman yang tidak butuh banyak air. Petani sudah bisa mencegah dengan melakukan pemilihan lokasi atau menyimpan air dengan membuat penampung dan memelihara sungai atau saluran-saluran air. Kalau seperti sekarang yang paling mungkin adalah bantuan pemerintah dengan memberi petani pompa air atau membangun infrastruktur sederhana dari sumber air menuju ke lahan pertanian petani,” tambahnya. (srisurya)
Manado – Musim kemarau panjang yang tak kunjung usai membuat banyak petani kalang kabut. Pasalnya, kondisi ini menyebabkan sebagian petani mengalami gagal panen lainnya kecewa dengan kualitas hasil panen.
Hal ini disayangkan oleh Ketua Himpunan Kerukunan Tani Indonesia (HKTI) Sulawesi Utara, Melki Suawah. Menurutnya, pemerintah selalu tidak siap dalam membantu petani.
“Sangat disayangkan pemerintah selalu tidak siap membantu petani menghadapi kesulitan seperti ini. Lamban dan tidak sigap, ujung-ujungnya program yang tiba saat tiba akal. Yang menjadi korban selalu rakyat kecil yaitu petani,” ujar Melki Suawah kepada BeritaManado.com, Rabu (30/9/2015).
Lanjutnya, jika pemerintah siap, maka hal semacam ini harusnya bisa diprediksi lebih awal sehingga bisa dicari solusinya.
“Kejadian kemarau panjang seperti ini mestinya dapat diprediksi sebelumnya oleh instansi pemerintah terkait, agar supaya petani dapat mempersiapkan diri menghadapinya. Misalnya dengan menanam tanaman yang tahan kemarau atau tanaman yang tidak butuh banyak air. Petani sudah bisa mencegah dengan melakukan pemilihan lokasi atau menyimpan air dengan membuat penampung dan memelihara sungai atau saluran-saluran air. Kalau seperti sekarang yang paling mungkin adalah bantuan pemerintah dengan memberi petani pompa air atau membangun infrastruktur sederhana dari sumber air menuju ke lahan pertanian petani,” tambahnya. (srisurya)