Bitung—Semenjak minyak tanah bersubsidi resmi ditarik akhir Mei lalu, warga Kota Bitung mulai kebingungan menggunakan bahan bakar apa untuk memasak. Bantuan pemerintah berupa konpor dan tabung gas 3 Kg sebagai pengganti minyak tanah, belum sepenuhnya diterima warga.
Akibatnya, ribuan kepala kelaurga setiap hari “diharuskan” untuk mencari cara mencari bahan bakar minyak tanah yang semakin sulit ditemui. “Mau beralih ke bahan bakar gas tapi bantuan belum kami terima, jadi terpaksa harus berkeliling Kota Bitung mencari minyak tanah,” kata salah satu warga Madidir Unet, Mochtar Sunarto.
Permasalahan ini sendiri mengusik orgaisasi Gerakan Mahasiswa Nasional Indonesia (GmnI) cabang Kota Bitung dan meminta Pemkot Bitung segera mengambil tindakan mengakhiri permasalahan. Karena menurut Ketua GmnI cabang Kota Bitung, Edwin Tumurang, kebijakan konversi minyak tanah ke gas merupakan keputusan dari pemerintah pusat yang harusnya bisa dipikirkan Pemkot akan imbasnya.
“Jika memang Pemkot Bitung tidak mampu menjalankan program tersebut, harusnya melakukan penolakan. Jangan hanya manggut-manggut dan masyarakat yang dikorbankan,” kata Tumurang.
Ia sendiri meminta, Pemkot Bitung harus memiliki “sedikit” keberanian untuk mendesak pemerintah pusat atau PT Pertamina agar segera menyalurkan bantuan kompor dan tabung 3 Kg yang masih kurang. Tidak hanya tinggal diam dan membiarkan warga kebingungan mencari bahan bakar.
“Harus ada solusi, mengingat bahan bakar sangat dibutuhkan warga setiap hari. Kalau memang tidak siap atau jumlah bantuan kompor dan tabung gas 3 Kg tidak cukup, minyak tanah bersubsidi jangan dulu ditarik,” katanya.
Sementara itu, menanggapi desakan GmnI cabang Kota Bitung tersebut, Kadis Energi dan Sumber Daya Alam, Zulkifli Zulhaji mengatakan pihaknya masih menunggu kekurangan bantuan kompor dan tabung 3 Kg. Karena menurutnya, jumlah kepala keluarga yang belum menerima bantuan tersebut sudah dilaporkan ke pemerintah pusat.
“Katanya masih menunggu APBN Perubahan baru kekurangan bantuan disalurkan. Dan saat ini kita masih menunggu,” kata Zulhaji.(en)