Manado – Rencana pemerintah Amerika Serikat (AS) dibawah kepemimpinan Barack Obama melakukan penyerangan ke Suriah dengan menggunakan kekuatan militer, menyusul dugaan pemerintah Suriah menggunakan senjata pemusnah massal. Menuai kritikan dari sejumlah Negara, setelah sebelumnya rakyat Eropa, Inggris bahkan rakyat AS sendiri menolak rencana penyerangan tersebut, kini Badan Koordinasi Daerah (Bakorda) Forum Komunikasi Studi Mahasiswa Kekaryaan (Fokusmaker) Sulut ikut menolak.
“Kami menolak rencana penyerangan AS ke Suriah, menggunakan kekuatan militer bukanlah pemecahan persoalan yang bijaksana, sejarah kekuatan militer AS sebelum-sebelumnya juga keliru, seperti kasus Irak. Katanya ada ancaman senjata pemusnah massal, tapi liat hingga hari ini sulit dibuktikan, kami menduga akan ada kepentingan ekonomi Kapitalis di Suriah bilamana AS jadi melancarkan serangan,” tegas juru bicara Fokusmaker Sulut, Reineke Anggaseng kepada beritamanado.
Lanjutnya, jika AS merasa terancam sebaiknya menyelesaikan persoalan tersebut dengan lobi politik ketimbang lobi militer, karena akan mengorbankan rakyat Suriah nantinya. “Jangan terulang kembali lagi, ada pepatah jendral yang bijaksana adalah memenangkan sesuatu tanpa perang. AS perlu lebih bijaksana,” tutur Anggaseng seraya menambahkan Fokusmaker Sulut akan menyurati Kedutaan Besar AS di Jakarta, terkait penolakan ini. (oke)
Manado – Rencana pemerintah Amerika Serikat (AS) dibawah kepemimpinan Barack Obama melakukan penyerangan ke Suriah dengan menggunakan kekuatan militer, menyusul dugaan pemerintah Suriah menggunakan senjata pemusnah massal. Menuai kritikan dari sejumlah Negara, setelah sebelumnya rakyat Eropa, Inggris bahkan rakyat AS sendiri menolak rencana penyerangan tersebut, kini Badan Koordinasi Daerah (Bakorda) Forum Komunikasi Studi Mahasiswa Kekaryaan (Fokusmaker) Sulut ikut menolak.
“Kami menolak rencana penyerangan AS ke Suriah, menggunakan kekuatan militer bukanlah pemecahan persoalan yang bijaksana, sejarah kekuatan militer AS sebelum-sebelumnya juga keliru, seperti kasus Irak. Katanya ada ancaman senjata pemusnah massal, tapi liat hingga hari ini sulit dibuktikan, kami menduga akan ada kepentingan ekonomi Kapitalis di Suriah bilamana AS jadi melancarkan serangan,” tegas juru bicara Fokusmaker Sulut, Reineke Anggaseng kepada beritamanado.
Lanjutnya, jika AS merasa terancam sebaiknya menyelesaikan persoalan tersebut dengan lobi politik ketimbang lobi militer, karena akan mengorbankan rakyat Suriah nantinya. “Jangan terulang kembali lagi, ada pepatah jendral yang bijaksana adalah memenangkan sesuatu tanpa perang. AS perlu lebih bijaksana,” tutur Anggaseng seraya menambahkan Fokusmaker Sulut akan menyurati Kedutaan Besar AS di Jakarta, terkait penolakan ini. (oke)