Manado, BeritaManado.com — Kompleks Pusat Kota Manado atau yang dikenal dengan sebutan Pasar 45 menjadi tempat berkumpulnya pedagang dan penjual jasa multi etnis.
Salah satunya Fadly Maspeke, warga keturunan Kampung Jawa Tondano (Jaton) yang akhirnya memilih meneruskan profesi penjual jasa tukan sol cepatu setelah sang kakek Sudjono Maspeke dan ibunya Lynda Maspeke.
Jadi, Fadly adalah generasi ketiga tukang sol cepatu yang sehari-hari menjemput rejeki di lokasi yang ramai dengan warga yang me melintas.
Kakek Fadly sendiri kabarnya baru meninggal dunia pada tahun 2019 di Kampung Jawa Tondano karena sakit.
Kepada BeritaManado.com, Jumat (21/1/2022), Fadly menuturkan sepenggal kisah hidupnya.
Waktu bersekolah di SMK N 6 Manado, Fadly mengambil Jurusan Teknik Komputer Jaringan (TKJ) dan sempat menjalani masa Praktek Kerja Industri (Prakerin).
Hasil memuaskan yang disampaikan ke pihak guru di sekolah sempat membuat Fadly menjadi asisten guru yang mendampingi siswa-siswi kelas 1.
“Saat lulus sekolah, saya diperhadapkan dengan pilihan mau kuliah atau usaha mandiri dan akhirnya saya memilih untuk meneruskan jasa sol cepatu yang sudah dirintis oleh kakek dan ibu,” ungkap Fadly.
Secara terbuka Fadly menuturkan bahwa usaha yang digelutinya saat ini memang tidak mengenakkan bagi orang lain, tapi bagi dirinya itu adalah pilihan hidup yang harus dijalani.
“Saya pikir semua agama di dunia ini mengajarkan kita untuk mencintai apa yang hendak menjadi usaha kita. Artinya, pekerjaan apapun yang akan kita lakukan, itu harus dijalani dengan hati yang tulus. Kalau soal rejeki, itu sudah ada yang mengatur. Kalau misalnya hari ini dapatnya hanya untuk maka satu atau dua hari kedepan, di hari yang lain pasti lebih baik,” tuturnya.
Kini, bersama istri dan seorang anaknya yang masih kecil, Fadly terus menekuni pekerjaan menjual jasa sebagai tukang sol cepatu.
(Frangki Wullur)