Bitung – Sungguh beruntung enam guru yang datang menemui walikota, Rabu (30/1) lalu dengan tujuan menanyakan penghapusan TPP guru. Pasalnya, keenam guru tersebut malah mendapatkan tiket gratis ke Jakarta dari walikota dengan alasan berkonsultasi masalah tunjangan sertifikasi guru ke kementrian.
“Kami sangat kecewa dengan tindakan keenam guru tersebut, bukannya memperjuangkan masalah penghapusan TPP malah tergiur dengan tawaran tiket gratis ke Jakarta,” kata LSM Lira, Sani Kakuhe, Sabtu (2/2).
Ia sendiri mengaku bingung dengan sikap keenam guru yang bagitu mudah tergiur dengan hadiah tiket ke Jakarta. Bahkan penghapusan TPP yang akan mereka perjuangkan sudah dialihkan untuk menanyakan masalah tunjangan sertifikasi guru ke kementrian.
“Kebijakan Pemkot memberangkatkan keenam guru ke Jakarta sangat tidak populis. Apalagi disaat ini guru-guru menunggu kepastian soal TPP dan sebagaian masyarakat Kota Bitung membutuhkan uluran tangan Pemkot karena bencana,” katanya.
Seharusnya menurut Kakuhe, para guru harus memahami manakala belanja pegawai terlalu besar maka menjadi bagian beban APBD. “Artinya belanja untuk publik berkurang termasuk didalamnya pembangunan infrastruktuk masyarakat,” katanya.
Lebih lanjut ia mengatakan, kebijakan tersebut sangat riskan karena pasti masyarakat kecewa sebab kebijakan seperti itu harus diimplementasikan kepada warga yang mengalami bencana seperti di Kelurahan Tandurusa dan Makawidey. “Tidak kepada enam orang guru yang mengatasnamakan perwakilan guru Kota Bitung,” katanya.
Sementara itu, keenam guru yang terdiri dari Dems Tandaju dari SMK Negeri 5, Djohnly Pangemanan dari SMK Negeri 1, Alfrets Saraung dari SMP Negeri 12, Munawar Antameng dari SMA Negeri 1, Tonikson Mamentiwal dari SMA Negeri 1 dan Sovian Lawendatu dari SMA Negeri 1 bertolak ke Jakarta, Kamis (31/1) lalu. Dan saat ini, Sabtu keenamanya sudah kembali ke Kota Bitung setelah beberapa hari merasakan keindahan Jakarta.(enk)