Manado, BeritaManado.com – Desa Budo, Kecamatan Wori, Kabupaten Minahasa Utara (Minut) dulu hanyalah desa biasa, bahkan dari segi pembangunan, desa ini seperti tertinggal dari 125 desa yang ada di Minut.
Lalu pada 2017, Hany Lourens Singa yang pernah menjabat sebagai Hukum Tua Desa Budo mulai melaksanakan upaya untuk mewujudkan cita-citanya menjadikan Desa Budo sebagai desa wisata.
Dengan memanfaatkan dana desa, Desa Budo mulai berbenah, mulai dari dimulainya kinerja Badan Usaha Milik Desa (Bumdes), perencanaan pembangunan infrastruktur desa dan pembangunan Sumber Daya Manusia (SDM).
Pemerintah Desa Budo bersama Bumdes pun membangun kerja sama dengan berbagai lembaga pendidikan, pendidikan, swasta dan sosial untuk mempercepat transformasi desa.
Akhirnya, setelah melalui banyak tantangan, perkembangan Desa Budo menjadi desa wisata mulai terlihat.
Dukungan besar masyarakat terhadap terwujudnya Desa Wisata Budo pun menjadi hal yang sangat berharga dan menjadi salah satu penentu kesuksesan rencana ini.
Hany Lourens Singa pun mengatakan, potensi hutan mangrove yang ada di Desa Budo memang sayang jika dilewatkan karena memang berada di lokasi yang strategis karena berhadapan langsung dengan 3 spot selam, dekat dengan Bunaken dan Manado Tua.
“Apalagi memang lokasi ini kami pilih karena sejak dulu di sini sudah ada ada tambatan perahu warga. Selain itu ada juga yang memang suka menyelam di sini. Jadi dibangunlah di wilayah ini,” ujar Hany, Rabu (19/7/2023).
Baru pada tahun 2021, mulai ada yang datang berkunjung ke Desa Wisata Budo, sebanyak 5 orang pada Februari 2021.
Sejak saat itu, Desa Wisata Budo viral dan akhirnya kebanjiran pengunjung.
Dengan begitu, perekonomian masyarakat pun mulai terangkat, dari warung-warung kecil, kios makanan dan minuman dan parkir.
Desa Budo kemudian berkembang dan menaruh perhatian pada pengembangan lokasi desa wisata, dari UMKM hingga homestay.
Tidak sampai di situ, untuk pertama kalinya desa ini mengikuti ajang Anugerah Desa Wisata Indonesia (ADWI) dan masuk 400 besar mengalahkan sekitar 1000 desa lainnya.
Ajang tersebut kemudian menjadi bahan evaluasi dan pada 2022, Desa Wisata Budo bersinar di ADWI dan menjadi pemenang untuk Kategori Digital Transformasi.
Sejak saat itu, Desa Wisata Budo tidak hanya dilirik oleh Sulawesi Utara saja, tapi juga Indonesia bahkan kini dunia.
Sejumlah daerah pun telah dikunjungi Hany Lourens Singa karena diundang untuk hadir dalam berbagai forum, baik tingkat nasional maupun internasional untuk bicara tentang Desa Budo.
Kini, Desa Wisata Budo telah siap untuk go internasional dan berjuang agar bisa menghadiri event internasional, tepatnya Discovering The Magnificence of Indonesia Expo di Amsterdam pada 24-26 November 2023 mendatang.
Dalam pameran tersebut diundang 20 desa wisata dari seluruh Indonesia dan Desa Budo merupakan satu-satunya dari Sulut.
Namun, mereka masih berjuang untuk mengumpulkan dana yang bagi dana desa dan Bumdes nilainya itu terbilang besar.
“Kalau bagi kami jelas itu angka yang besar. Itu sebabnya sekarang kami sedang berjuang untuk bisa ke sana karena sayang jika Desa Wisata Budo tidak hadir di situ, apalagi program ini tidak tiap tahun dilaksanakan. Peluang kita besar dan yang dibawa tidak hanya nama desa, tapi juga kabupaten, Provinsi Sulut dan Indonesia,” kata Hany.
Hany pun berharap ada pihak yang mau membantu upaya Desa Wisata Budo untuk hadir di ajang internasional di Amsterdam, Belanda ini.
“Peluang kita di Amsterdam ini besar dan kami dari Desa Wisata Budo melihat peluang itu,” pungkas Hany.
(srisurya)