MITRA, BeritaManado.com – Minimnya kinerja para legislator DPRD Kabupaten Minahasa Tenggara (Mitra) dalam menjalankan fungsinya, tidak sebanding dengan besarnya anggaran yang dihabiskan setiap tahunnya.
Hal ini pun menuai sorotan dari berbagai pihak. Satu diantaranya datang dari tokoh pemuda Mitra Regen Pantou.
Sesuai penilaiannya kata Pantou, DPRD Mitra sebagai lembaga perwakilan yang mengemban amanat rakyat, tidak mampu menjalankan fungsunya.
“Sudah jelas dana yang setiap tahun dihabiskan para anggota dewan adalah uang rakyat, tapi apa kontribusinya bagi rakyat kalau fungsinya tidak berjalan,” tegas Pantou.
Diutarakannya, untuk mengukur kinerja para legislator tidak sulit, karena mereka memiliki tugas utama sesuai fungsinya yakni fungsi pengawasan, fungsi anggaran atau budget dan fungsi legislasi.
“Ketiga fungsi ini merupakan barometer mengukur kinerja DPRD. Sekarang fungsi itu tidak jalan, dimana para wakil rakyat ini justru lebih sibuk mengurus kepentingannya sendiri,” sindir Pantou.
Ia pun menguraikan alasannya berdasarkan fungsi tersebut. Menurutnya, DPRD tidak memberi pengawasan dalam pelaksanaan berbagai proyek sehingga banyak proyek kualitasnya sangat rendah bahkan buruk akibat ulah para kontraktor.
Sebut saja proyek revitalisasi pemukiman atau jalan desa, proyek drainase, irigasi dan jalan perkebunan serta berbagai proyek lainnya yang belum digunakan sudah hancur.
“Belum lagi praktek jual beli proyek dan kongkalingkong yang terjadi dalam proses lelang. Ini harusnya tidak terjadi apabila DPRD menjalankan fungsinya dalam melakukan pengawasan,” ujarnya.
Mewakil ratusan ribu warga Mitra, tokoh pemuda asal Desa Morea ini berharap, kedepan lembaga terhormat DPRD Mitra yang kini diduduki putra putri terbaik dari wilayah pemilihan masing-masing, akan sepenuhnya melaksanakan perannya sesuai amanat perundang-undangan yang berlaku. (ruland sandag)
MITRA, BeritaManado.com – Minimnya kinerja para legislator DPRD Kabupaten Minahasa Tenggara (Mitra) dalam menjalankan fungsinya, tidak sebanding dengan besarnya anggaran yang dihabiskan setiap tahunnya.
Hal ini pun menuai sorotan dari berbagai pihak. Satu diantaranya datang dari tokoh pemuda Mitra Regen Pantou.
Sesuai penilaiannya kata Pantou, DPRD Mitra sebagai lembaga perwakilan yang mengemban amanat rakyat, tidak mampu menjalankan fungsunya.
“Sudah jelas dana yang setiap tahun dihabiskan para anggota dewan adalah uang rakyat, tapi apa kontribusinya bagi rakyat kalau fungsinya tidak berjalan,” tegas Pantou.
Diutarakannya, untuk mengukur kinerja para legislator tidak sulit, karena mereka memiliki tugas utama sesuai fungsinya yakni fungsi pengawasan, fungsi anggaran atau budget dan fungsi legislasi.
“Ketiga fungsi ini merupakan barometer mengukur kinerja DPRD. Sekarang fungsi itu tidak jalan, dimana para wakil rakyat ini justru lebih sibuk mengurus kepentingannya sendiri,” sindir Pantou.
Ia pun menguraikan alasannya berdasarkan fungsi tersebut. Menurutnya, DPRD tidak memberi pengawasan dalam pelaksanaan berbagai proyek sehingga banyak proyek kualitasnya sangat rendah bahkan buruk akibat ulah para kontraktor.
Sebut saja proyek revitalisasi pemukiman atau jalan desa, proyek drainase, irigasi dan jalan perkebunan serta berbagai proyek lainnya yang belum digunakan sudah hancur.
“Belum lagi praktek jual beli proyek dan kongkalingkong yang terjadi dalam proses lelang. Ini harusnya tidak terjadi apabila DPRD menjalankan fungsinya dalam melakukan pengawasan,” ujarnya.
Mewakil ratusan ribu warga Mitra, tokoh pemuda asal Desa Morea ini berharap, kedepan lembaga terhormat DPRD Mitra yang kini diduduki putra putri terbaik dari wilayah pemilihan masing-masing, akan sepenuhnya melaksanakan perannya sesuai amanat perundang-undangan yang berlaku. (ruland sandag)