Tahuna— Untuk mengurangi angka kematian bayi, Dinas Kesehatan Kabupaten Kepulauan Sangihe menggelar pelatihan penanganan Asfiksia dan Bayi Berat Lahir Rendah (BBLR), yang dilaksanakan di Aula Dinkes, Selasa (23/09) pagi tadi, yang dibuka langsung kepala Dinkes dr Oktavianus Papod MM, didamping pemateri dokter spesialis anak Yuli Sitorus dan Kasi Pelayanan Kesehatan Dasar Hellen Iyong.
Menurut Papodi, pelatihan penangan Asfiksia dan BBLR dilaksanakan untuk menurunkan angka kematian bayi dan menambah ketrampilan petugas kesehatan dalam penanganan kasus Asfiksia, dimana keadaan bayi tidak bernafas secara spontan dan teratur segera setelah lahir yang disebabkan karena keadaan ibu, tali pusat dan bayi dan keadaan BBLR dimana bayi lahir dengan berat badan kurang dari 2,5kilogram.
“Pelatihan ini selain menambah ketrampilan dan pengetahuan para petugas kesehatan, mereka juga dapat saling bertukar pikiran dan menanyakan contoh kasus yang menyebabkan bayi itu meninggal,”kata Papodi.
Dirinya juga berharap para bidan dan perawat dari Puskemas-puskemas yang ada di Kabupaten Kepulauan, dapat mengikuti pelatihan ini dengan serius sehingga bisa menambah pengetahuan untuk mengurangi angka kematian bayi.
“Dari pelatihan ini juga diharapkan dapat melahirkan rekomendasi, kesimpulan kasus yang banyak terjadi pada kematian bayi dan cara penanganannya,” tutup Papodi. (gun)
Tahuna— Untuk mengurangi angka kematian bayi, Dinas Kesehatan Kabupaten Kepulauan Sangihe menggelar pelatihan penanganan Asfiksia dan Bayi Berat Lahir Rendah (BBLR), yang dilaksanakan di Aula Dinkes, Selasa (23/09) pagi tadi, yang dibuka langsung kepala Dinkes dr Oktavianus Papod MM, didamping pemateri dokter spesialis anak Yuli Sitorus dan Kasi Pelayanan Kesehatan Dasar Hellen Iyong.
Menurut Papodi, pelatihan penangan Asfiksia dan BBLR dilaksanakan untuk menurunkan angka kematian bayi dan menambah ketrampilan petugas kesehatan dalam penanganan kasus Asfiksia, dimana keadaan bayi tidak bernafas secara spontan dan teratur segera setelah lahir yang disebabkan karena keadaan ibu, tali pusat dan bayi dan keadaan BBLR dimana bayi lahir dengan berat badan kurang dari 2,5kilogram.
“Pelatihan ini selain menambah ketrampilan dan pengetahuan para petugas kesehatan, mereka juga dapat saling bertukar pikiran dan menanyakan contoh kasus yang menyebabkan bayi itu meninggal,”kata Papodi.
Dirinya juga berharap para bidan dan perawat dari Puskemas-puskemas yang ada di Kabupaten Kepulauan, dapat mengikuti pelatihan ini dengan serius sehingga bisa menambah pengetahuan untuk mengurangi angka kematian bayi.
“Dari pelatihan ini juga diharapkan dapat melahirkan rekomendasi, kesimpulan kasus yang banyak terjadi pada kematian bayi dan cara penanganannya,” tutup Papodi. (gun)