Tomohon – Pdt Joy Palilingan didesak untuk mengundurkan dari jabatannya sebagai Ketua Forum Kerukunan Umat Beragama (FKUB) Kota Tomohon karena dinilai gagal membawa forum tersebut sebagai institusi yang berwibawa dan dihormati di mata masyarakat Kota Tomohon.
Pernyataan tersebut dilontarkan Koordinator Enviornment Parliament Watch (EPW) Judie Turambi, pasca hearing antara Komisi A DPRD Kota Tomohon bersama Pemkot Tomohon terkait kunjungan FKUB Tomohon ke sejumlah negara di Timur Tengah seperti Yordania dan Turki, Selasa 1 Oktober 2013 lalu.
“FKUB Tomohon harus eksis, namun ketua forum ini sebaiknya mundur, Iya, FKUB Tomohon sangat dibutuhkan keberadaannya sebagai mitra pemerintah dalam rangka membangun kerukunan antar umat beragama. Namun agar eksis, sebaiknya Ketua FKUB yang sekarang, Pendeta Joy Palilingan MTh sudah harus mundur. Ini karena dirinya gagal membawah FKUB Tomohon sebagai institusi yang berwibawa dan dihormati di mata masyarakat,” tegas Turambi.
Dikatakannya, ini sebagai bentuk pertanggungjawaban Ketua FKUB karena program keluar negeri yang ‘menguras’ uang rakyat sekitar Rp 500 juta sangat fantastis yang berujung ke hearing di DPRD yang pada akhirnya menuai protes keras dari warga. “Kepemimpinan Pendeta Joy Palilingan gagal karena ‘manuvernya’ telah menimbulkan kecemburuan dengan wadah lain yang juga mengurus keberadaan kerukunan dan keagamaan seperti BKSAUA dan BAMAG,” tukasnya.
“Soal anggaran di APBD 2012-2013, FKUB mendapat jatah Rp 1.1 M, sementara BKSAUA dan BAMAG sangat jauh di bawah FKUB. Di mata publik, FKUB anak emas Pemkot Tomohon sementara BKSAUA dan BAMAG anak tiri. Dan jelas, Ketua FKUB Kota Tomohon telah kehilangan kredibilitas dan tidak sensitif terhadap persoalan-persoalan publik seperti maraknya togel, narkoba, trafficking dan lainnya. Masalah togel dan narkoba serta trafficking saja tidak ada sikap resmi dari FKUB. Ini yang menjadi pertimbangan sehingga Pendeta Joy Palilingan MTh sebaiknya mundur dari Ketua FKUB Tomohon,” pungkasnya. (Recky Pelealu)
Tomohon – Pdt Joy Palilingan didesak untuk mengundurkan dari jabatannya sebagai Ketua Forum Kerukunan Umat Beragama (FKUB) Kota Tomohon karena dinilai gagal membawa forum tersebut sebagai institusi yang berwibawa dan dihormati di mata masyarakat Kota Tomohon.
Pernyataan tersebut dilontarkan Koordinator Enviornment Parliament Watch (EPW) Judie Turambi, pasca hearing antara Komisi A DPRD Kota Tomohon bersama Pemkot Tomohon terkait kunjungan FKUB Tomohon ke sejumlah negara di Timur Tengah seperti Yordania dan Turki, Selasa 1 Oktober 2013 lalu.
“FKUB Tomohon harus eksis, namun ketua forum ini sebaiknya mundur, Iya, FKUB Tomohon sangat dibutuhkan keberadaannya sebagai mitra pemerintah dalam rangka membangun kerukunan antar umat beragama. Namun agar eksis, sebaiknya Ketua FKUB yang sekarang, Pendeta Joy Palilingan MTh sudah harus mundur. Ini karena dirinya gagal membawah FKUB Tomohon sebagai institusi yang berwibawa dan dihormati di mata masyarakat,” tegas Turambi.
Dikatakannya, ini sebagai bentuk pertanggungjawaban Ketua FKUB karena program keluar negeri yang ‘menguras’ uang rakyat sekitar Rp 500 juta sangat fantastis yang berujung ke hearing di DPRD yang pada akhirnya menuai protes keras dari warga. “Kepemimpinan Pendeta Joy Palilingan gagal karena ‘manuvernya’ telah menimbulkan kecemburuan dengan wadah lain yang juga mengurus keberadaan kerukunan dan keagamaan seperti BKSAUA dan BAMAG,” tukasnya.
“Soal anggaran di APBD 2012-2013, FKUB mendapat jatah Rp 1.1 M, sementara BKSAUA dan BAMAG sangat jauh di bawah FKUB. Di mata publik, FKUB anak emas Pemkot Tomohon sementara BKSAUA dan BAMAG anak tiri. Dan jelas, Ketua FKUB Kota Tomohon telah kehilangan kredibilitas dan tidak sensitif terhadap persoalan-persoalan publik seperti maraknya togel, narkoba, trafficking dan lainnya. Masalah togel dan narkoba serta trafficking saja tidak ada sikap resmi dari FKUB. Ini yang menjadi pertimbangan sehingga Pendeta Joy Palilingan MTh sebaiknya mundur dari Ketua FKUB Tomohon,” pungkasnya. (Recky Pelealu)