Manado – Memasuki hari ketujuh sejak perayaan Idul Fitri, umat Muslim di sejumlah tempat di daerah ini melaksanakan Lebaran Ketupat. Lebaran Ketupat ini menjadi salah satu tradisi umat Muslim yang ada di Kecamatan Tuminting, Kampung Jawa Tondano dan Bitung.
Menariknya, warga yang datang, bukan hanya dari umat muslim. Warga non muslim pun ikut meramaikan hajatan reliji ini, baik yang menjadi tamu maupun yang menjadi tuan rumah perayaan Lebaran Ketupat.
Jack Yusuf, tokoh masyarakat yang tinggal di Kelurahan Maasing mengakui, apresiasi umat non-muslim sangat besar dalam menyemarakan Lebaran Ketupat. “Warga non-muslim banyak yang terlibat sebagai panitia pelaksana Lebaran Ketupat. Selain open house, warga non-muslim juga turut membantu mendirikan panggung dan membantu dalam penyelenggaraan semua lomba yang diadakan di Lebaran Ketupat,” akunya.
Anggota Deprov Sulut, Ayub Ali mengaku sangat senang dengan kebersamaan yang ditunjukan warga Sulut ini. “Semoga ini bisa menjadi contoh untuk masyarakat lainnya bahwa warga yang ada di Sulut, tidak pernah melihat suku, agama dan ras untuk dapat saling membantu dengan yang lain,” akunya.
Ali mengaku sudah dua kali menghadiri Lebaran Ketupat. “Saya sangat mengapresiasi acara seperti ini, karena sangat terlihat rasa saling cinta antar sesama umat beragama. Saya juga berharap agar acara ini bisa menjadi agenda pariwisata Sulut supaya semua orang bisa tahu keharmonisan antar agama yang terjadi di Sulut,” katanya. (oke)
Manado – Memasuki hari ketujuh sejak perayaan Idul Fitri, umat Muslim di sejumlah tempat di daerah ini melaksanakan Lebaran Ketupat. Lebaran Ketupat ini menjadi salah satu tradisi umat Muslim yang ada di Kecamatan Tuminting, Kampung Jawa Tondano dan Bitung.
Menariknya, warga yang datang, bukan hanya dari umat muslim. Warga non muslim pun ikut meramaikan hajatan reliji ini, baik yang menjadi tamu maupun yang menjadi tuan rumah perayaan Lebaran Ketupat.
Jack Yusuf, tokoh masyarakat yang tinggal di Kelurahan Maasing mengakui, apresiasi umat non-muslim sangat besar dalam menyemarakan Lebaran Ketupat. “Warga non-muslim banyak yang terlibat sebagai panitia pelaksana Lebaran Ketupat. Selain open house, warga non-muslim juga turut membantu mendirikan panggung dan membantu dalam penyelenggaraan semua lomba yang diadakan di Lebaran Ketupat,” akunya.
Anggota Deprov Sulut, Ayub Ali mengaku sangat senang dengan kebersamaan yang ditunjukan warga Sulut ini. “Semoga ini bisa menjadi contoh untuk masyarakat lainnya bahwa warga yang ada di Sulut, tidak pernah melihat suku, agama dan ras untuk dapat saling membantu dengan yang lain,” akunya.
Ali mengaku sudah dua kali menghadiri Lebaran Ketupat. “Saya sangat mengapresiasi acara seperti ini, karena sangat terlihat rasa saling cinta antar sesama umat beragama. Saya juga berharap agar acara ini bisa menjadi agenda pariwisata Sulut supaya semua orang bisa tahu keharmonisan antar agama yang terjadi di Sulut,” katanya. (oke)