Kawangkoan, BeritaManado.com — Selepas kepemimpinan Gubernur Sulawesi Utara Almarhum Adolf Jouke Sondakh, Objek Wisata Religi Bukit Kasih Kanonang seperti mengalami ketidakstabilan eksistensi.
Jika ada hajatan besaar, maka lokasi yang sempat membuat kagum sejumlah pemimpin dunia internasional ini akan dipoles sedemikian rumah agar terkesaan siap menyambut kunjungan wisatawan.
Namun apabila suasananya biasa-biasa saja, maka tak jarang mengundang reaksi netizen melalui media sosial Facebook yang memberikan kritik membangun kepada pemerintah, dengan tujuan agar objek wisata tersebut bisa dirawat secara berkelanjutan.
Jika kita berbicara soal pariwisata di Minahasa pasti tidak ada habis-habisnya, karena keidnahan alam yang masih asri dan natural membuat banyak orang yang ingin datang lebih dari satu kali kunjungan.
Hampir setiap kecamatan di Kabupaten Minahasa terdapat objek wisata yang sangat berpotensi untuk dikembangkan menjadi daya Tarik bagi wisatawan, namun kendalanya adalah ada pada manajemen pengelolaannya dan Buki Kasih di Desa Kanonang adalah salah satunya.
Bukit Kasih Kanonang digagas di era kepemimpinan Gubernur A.J. Sondakh di tahun 2000, dimana Ia meluncurkan objek wisata Bukit Kasih Kanonang dengan simbol kasih, persaudaraan dan kerukunan.
Di era itu, Indonesia mengalami beberapa kerusuhan yang bernuansa SARA dan sebagian ebsar terjadi di bagian timur Indonesia yang berdekatan dengan wilayah Sulawesi Utara, sehingga berdampak terhadap gangguan keamanan dan hilangnya rasa persaudaraan.
Dengan pemikiran yang lahir dari keprihatinan dan rasa empati yang tinggi, Gubernur AJ Sondakh mencetuskan gagasan brilian agar Sulawesi Utara menjadi contoh bagi kerukunan dan perdamaian.
Jika kita berkunjung ke destinasi wisata Bukit Kasih Kanonang, disana akan terlihat 5 tempat beribadah agama (saat ini sudah enam termasuk tempat ibadah agama Konghuchu) yang diakui di Indonesia dan Bukit Kasih Kanonang sendiri terletak di daerah perkebunan yang masih asri dan natural.
Pengunjung akan dimanjakan dengan pemadangan perkebunan dan suasana desa yang ekonominya bergerak dengan sektor pertanian, namun sejatinya Bukit Kasih Kanonan tidak hanya memiliki view dan suasana alam seperti itu.
Disana terdapat sumber mata air panas belerang yang cukup luas mengitari destinasi wisata Bukit Kasih Kanonang.
Banyak wisatawan yang berkunjung karena ingin menikmati mandi air panas belerang yang konon katanya baik untuk kesehatan.
Di destinasi wisata tersebut sebenarnya sudah dilengkapi dengan berbagai fasiltas pendukung, seperti toilet umum yang standar, ruang pertemuan outdoor dan fasilitas parkir yang lapang.
Hanya saja, perlu ada pembenahan manajemen sehingga destinasi wisata ini dapat bergairah kembali seperti dulu.
Pandemi Covid-19 menjadikan destinasi wisata ini kehilangan pengunjung, sehingga nampak sepi dari kunjungan wisatawan.
BeritaManado.com pun mencoba melakukan penelusuran langsung ke lokasi objek wisata Bukit Kasih Kanonang dan berhasil bertemu dengan salah satu penjaga bernama Angel.
Dalam perbincangan dengan BeritaManado.com beberapa waktu lalu, Ia merespon baik usulan digelarnya sebuah event bertajuk “Bukit Kasih Kanoang Reborn”.
“Memang benar, nampaknya perlu ada gebrakan yang akan membuat jagat dunia maya booming, agar destinasi wisata ini kembali dilirik oleh wisatawan, baik nusatara maupun internasional. Semoga saja, jika event tersebut berasil dilaksanakan, maka ini akan menjadikan momentum untuk membangkitkan spirit perdamaian dan persaudaraan sambil berwisata,” harapnya.
(Kontributor: Christy Manarisip)