Tomohon, BeritaManado.com — Setelah 35 tahun ditahbiskan, Gedung Gereja Katolik Maria Ratu Damai Tomohon, dikabarkan akan dicanangkan sebagai destinasi wisata religi oleh Wali Kota Tomohon Caroll Joram Azarias Senduk.
Hal itu turut dibenarkan Pastor Paroki Maria Ratu Damai Tomohon Berty Tijow MSC kepada BeritaManado.com, Jumat (3/6/2022) sore.
Dijelaskan Pastor Berty Tijow MSC, bahwa pencanangan tersebut akan dirangkaikan dengan ucapan sukur 35 tahun tahbisan gereja dan penerimaan Sakramen Krisma kepada 110 anggota umat oleh Uskup Manado Mgr Benedictus Estephanus Rolly Untu MSC.
Sedikti berkisah tentang kilas balik berdirinya gedung gereja dan persekutuan umat beriman Paroki Maria Ratu Damai Tomohon, Pastor Berty Tijow MSC menuturkan bahwa dulunya masih merupakan bagian dari Paroki Roh Kudus Tomohon Selatan yang dikenal dengan sebutan “Gereja Stasi Uluindano”.
Sebutan lazim tersebut dikarenakan umat Katolik setempat tersebar di wilayah Kelurahan Uluindano, dimana letaknya berada di kawasan dibangunnya Perumnas Walian dan Perum KUD di Kelurahan Walian.
Adapun dahulu Stasi Uluindano juga mencakup wilayah pemekaran saat ini, yaitu Kelurahan Walian, Walian I, Walian II dan Uluindano sendiri, dan lokasi berdirinya gereja saat ini yaitu di Kelurahan Walian Walian I.
Dalam merayakan syukur 35 tahun pentahbisan gedung gereja, Pastor Berty Tijow MSC menuturkan bahwa acara tersebut akan dihadiri oleh Yang Mulia Uskup Manado Mgr Benedictus Estephanus Rolly Untu MSC yang juga akan memberikan menerimakan Sakramen Krisma terhadap 110 anggota umat yang dipersiapkan selama kurang lebih dua bulan.
Perayaan iman tersebut akan digelar dalam bentuk Misa Inkulturasi bernuansa budaya Minahasa dan akan menggunakan bahasa daerah (Tombulu) serta diiringi dengan musik Kolintang.
Tata Perayaan Ekaristinya telah disusun dalam dua bahasa, yaitu Indonesia dan Tombulu yang mendominasi tata perayaan Ekaristi.
Terkait dengan pencanangan Gereja Katolik Paroki Maria Ratu Damai Tomohon sebagai destinasi wisata religi, Pastor Berty Tijow MSC mengatakan bahwa hal itu tidak lepas dari unsur historis yang melekat dalam kehidupan umat dan gedung gereja itu sendiri meski baru berusia akan berusia 35 tahun.
“Jadi sebagai destinasi wisata religi, kedepan dalam perayaan liturgis akan ada pekan tertentu, dimana liturginya akan menggunakan bahsa Tombulu pada setiap satu atau dua pekan sekali,” kata Pastor Berty Tijow MSC.
Adapun hal-hal yang mendukung Gereja Katolik Paroki Maria Ratu Damai sebagai destinasi wisata religi, antara lain adalah Gereja Katolik Uluindano terndiri dari 10 Gereja Unit atau Stasi.
35 tahun lalu, gedung gerejanya berhasil dibangun dengan gaya minimalis yang terus menginspirasi upaya-upaya umat hingga saat ini dalam melakukan renovasi dan pembangunan.
Di gereja yang ditahbiskan Duta Besar Vatikan untuk Indonesia Mgr Fransesco Canallini 35 tahun lalu ini terdapat Patung Bunda Maria dengan gaya busana berciri khas Minahasa dan dibuat oleh Pastor Simon Ruitjer MSC.
Selain keunikan tersebut, di gereja ini juga terdapat altar permanen terbuat dari beton yang menyatu dengan lantai, sebagaimana diamanatkan oleh pedoman liturgi dengan mozaik yang khas.
Yang akan menjadi salah satu ciri khas wisata religi di gereja ini, yaitu adanya patung Yesus Tersalib dengan pakaian lengkap yang tidak seperti kebanyakan salib yang ada.
“Misa Inkulturasi besok akan menjadi program unggulan Paroki Maria Ratu Damai ini. Kami bertekat bahwa paroki ini akan menjadi pilot project untuk pengembangan Misa Inkulturasi Minahasa, khususnya penggunaan bahasa Tombulu. Rencana ini akan didukung oleh Musica Sacra Keuskupan Manado yang ada di samping gereja ini dan Wale Mahzani sebagai Pusat Pengembangan Bahasa Tombulu,” harap Pastor Berty Tijow.
(Frangki Wullur)