Olly mengeruk kelapa untuk dijadikan kopra bersama para petani di desa Kolongan, Minahasa Utara
Minut – Pemandangan menarik terlihat pada Rabu (11/11) tadi, saat Cagub PDI-Perjuangan Olly Dondokambey berkunjung ke salah satu tempat pembuatan kopra di Desa Kolongan Minahasa Utara. Pasalnya tanpa canggung Olly menunjukkan keahliannya dalam membuat kopra bersama para petani setempat.
Dengan hanya memakai pakaian sederhana, berupa kaos oblong dan celana pendek, plus sendal jepit, boleh dikata penampilan Olly tak berbeda dengan sejumlah petani yang ada di tempat pembuatan kopra.
Sejumlah petani semakin dibuat kaget, saat politisi handal yang 11 tahun berkantor di Senayan itu, menunjukan kemahirannya mengeruk daging kelapa untuk dijadikan kopra. Saat itu tanpa canggung Olly duduk berjongkok bersama para petani dan dengan santainya mengeruk beberapa kelapa.
“Kita ini anak petani kelapa, dulu dari kecil sampai remaja sering membantu orang tua untuk bikin kopra. Jadi kalau pekerjaan seperti ini sudah biasa kita lakukan,” ungkap Olly sambil mengeruk daging kelapa dengan santainya.
Pada kesempatan itu Olly terlibat pembicaraan singkat dengan para petani, khususnya permasalahan soal perkebunan, hingga soal harga kopra.
“Pak Olly berniat mengangkat kembali kejayaan kopra di Sulut dan memang kami sebagai petani kopra sangat mengharapkan adanya pemimpin di daerah ini yang peduli dengan nasib para petani kopra seperti kami ini,” kata Samuel, salah satu petani kopra di Kolongan Minut.
Olly yang berpasangan dengan Cawagub Drs Steven OE Kandouw ini, bertekad mengembalikan kejayaan sektor perkebunan baik kelapa, cengkih dan pala sebagai tanaman andalan Nyiur Melambai.
“Mari bersama torang kembangkan sektor perkebunan,” ucap Olly.
Lebih jauh, Olly mengatakan ?sektor perkebunan tetap menjadi andalan perekonomian. Dan perlu ada sentuhan modernisasi industri dalam pengembangannya.
“Seperti untuk kelapa diperlukan pengembangan produksi, makanya perlu adanya pengembangan industri perkelapaan. Masa sudah ratusan tahun rakyat cuma bikin kopra. Padahal ada begitu banyak produk turunan kelapa,” jelas Ketua DPD PDI-Perjuangan Sulut itu.
Katanya pengembangan sektor perkebunan kelapa merupakan perwujudan tekadnya melaksanakan misi pertamanya sebagai Cagub, yaitu ‘mewujudkan kemandirian ekonomi dengan memperkuat sektor pertanian, sumberdaya kemaritiman sebagai penjabaran provinsi kepulauan serta mendorong sektor industri dan jasa.’
Mengenai pengembangan produksi kelapa, kata Olly, sudah saatnya Sulut melakukan peremajaan secara massal. Alasannya, sekitar 50 % tanaman kelapa sudah berusia lanjut dan tidak produktif lagi, itu terlihat dari banyaknya pohon kelapa yang ditebang untuk dijadikan kayu bakar dan dijual pada perusahan industri. Dikuatirkan jangan-jangan pohon kelapa yang ditebang lebih banyak dari pada pohon kelapa yang ditanam.
“Kita harus lakukan peremajaan kelapa lebih intens, terprogram dan terukur,” jelasnya.
Sudah sepatutnya pemerintah daerah melakukan upaya perlindungan dan pendampingan pada semua upaya produktif tanaman perkebunan potensial seperti kelapa. Sebab sumbangan PDRB sektor perkebunan kelapa sangat besar, karena kelapa mengalami panen 3-4 kali tiap tahun. Sedangkan kelapa adalah tanaman yang hampir 100 persen dikuasai oleh rakyat petani.
Olly menjelaskan, beragam produk asal kelapa hendaknya dikuasai rakyat sehingga rakyat bisa berkreasi mengambil bagian dalam industry kelapa melalui pengembangan tehnologi. Olly mencontohkan, di supermarket ada santan kelapa dikemas dan dijual. Ternyata itu bukan dari Sulut. Ada juga banyak produk minyak kelapa murni yang diekspor juga bukan produksi di daerah.
“Masih dapat meningkatkan nilai tawar produk kelapa jika kita memiliki beragam produk,” katanya. Hal itu juga yang akan ikut menentukan harga yang layak untuk petani kerena petani memiliki keragaman produk.
Dicontohkan teknologi pembuatan tepung kelapa sebaiknya tidak menjadi monopoli perusahaan besar. Dulu jauh sebelum masa kemerdekaan, ibu-ibu di kampung bikin minyak kelapa kampung dengan mesin cukur kelapa.
“Sekarang minyak kelapa kampung, dan mesin cukur kelapa yang ribut sekali itu sudah tidak ada,” kenangnya.
Lanjut Olly, intinya pembangunan sektor perkelapaan sangat penting bagi daerah, karena langsung bersentuhan dengan rakyat banyak. Oleh karena itu pemerintah perlu memfasilitasi perkembangan produksi termasuk peremajaan kelapa, serta keterlibatan langsung para petani pada industri produk kelapa yang ada. (tim)
Olly mengeruk kelapa untuk dijadikan kopra bersama para petani di desa Kolongan, Minahasa Utara
Minut – Pemandangan menarik terlihat pada Rabu (11/11) tadi, saat Cagub PDI-Perjuangan Olly Dondokambey berkunjung ke salah satu tempat pembuatan kopra di Desa Kolongan Minahasa Utara. Pasalnya tanpa canggung Olly menunjukkan keahliannya dalam membuat kopra bersama para petani setempat.
Dengan hanya memakai pakaian sederhana, berupa kaos oblong dan celana pendek, plus sendal jepit, boleh dikata penampilan Olly tak berbeda dengan sejumlah petani yang ada di tempat pembuatan kopra.
Sejumlah petani semakin dibuat kaget, saat politisi handal yang 11 tahun berkantor di Senayan itu, menunjukan kemahirannya mengeruk daging kelapa untuk dijadikan kopra. Saat itu tanpa canggung Olly duduk berjongkok bersama para petani dan dengan santainya mengeruk beberapa kelapa.
“Kita ini anak petani kelapa, dulu dari kecil sampai remaja sering membantu orang tua untuk bikin kopra. Jadi kalau pekerjaan seperti ini sudah biasa kita lakukan,” ungkap Olly sambil mengeruk daging kelapa dengan santainya.
Pada kesempatan itu Olly terlibat pembicaraan singkat dengan para petani, khususnya permasalahan soal perkebunan, hingga soal harga kopra.
“Pak Olly berniat mengangkat kembali kejayaan kopra di Sulut dan memang kami sebagai petani kopra sangat mengharapkan adanya pemimpin di daerah ini yang peduli dengan nasib para petani kopra seperti kami ini,” kata Samuel, salah satu petani kopra di Kolongan Minut.
Olly yang berpasangan dengan Cawagub Drs Steven OE Kandouw ini, bertekad mengembalikan kejayaan sektor perkebunan baik kelapa, cengkih dan pala sebagai tanaman andalan Nyiur Melambai.
“Mari bersama torang kembangkan sektor perkebunan,” ucap Olly.
Lebih jauh, Olly mengatakan ?sektor perkebunan tetap menjadi andalan perekonomian. Dan perlu ada sentuhan modernisasi industri dalam pengembangannya.
“Seperti untuk kelapa diperlukan pengembangan produksi, makanya perlu adanya pengembangan industri perkelapaan. Masa sudah ratusan tahun rakyat cuma bikin kopra. Padahal ada begitu banyak produk turunan kelapa,” jelas Ketua DPD PDI-Perjuangan Sulut itu.
Katanya pengembangan sektor perkebunan kelapa merupakan perwujudan tekadnya melaksanakan misi pertamanya sebagai Cagub, yaitu ‘mewujudkan kemandirian ekonomi dengan memperkuat sektor pertanian, sumberdaya kemaritiman sebagai penjabaran provinsi kepulauan serta mendorong sektor industri dan jasa.’
Mengenai pengembangan produksi kelapa, kata Olly, sudah saatnya Sulut melakukan peremajaan secara massal. Alasannya, sekitar 50 % tanaman kelapa sudah berusia lanjut dan tidak produktif lagi, itu terlihat dari banyaknya pohon kelapa yang ditebang untuk dijadikan kayu bakar dan dijual pada perusahan industri. Dikuatirkan jangan-jangan pohon kelapa yang ditebang lebih banyak dari pada pohon kelapa yang ditanam.
“Kita harus lakukan peremajaan kelapa lebih intens, terprogram dan terukur,” jelasnya.
Sudah sepatutnya pemerintah daerah melakukan upaya perlindungan dan pendampingan pada semua upaya produktif tanaman perkebunan potensial seperti kelapa. Sebab sumbangan PDRB sektor perkebunan kelapa sangat besar, karena kelapa mengalami panen 3-4 kali tiap tahun. Sedangkan kelapa adalah tanaman yang hampir 100 persen dikuasai oleh rakyat petani.
Olly menjelaskan, beragam produk asal kelapa hendaknya dikuasai rakyat sehingga rakyat bisa berkreasi mengambil bagian dalam industry kelapa melalui pengembangan tehnologi. Olly mencontohkan, di supermarket ada santan kelapa dikemas dan dijual. Ternyata itu bukan dari Sulut. Ada juga banyak produk minyak kelapa murni yang diekspor juga bukan produksi di daerah.
“Masih dapat meningkatkan nilai tawar produk kelapa jika kita memiliki beragam produk,” katanya. Hal itu juga yang akan ikut menentukan harga yang layak untuk petani kerena petani memiliki keragaman produk.
Dicontohkan teknologi pembuatan tepung kelapa sebaiknya tidak menjadi monopoli perusahaan besar. Dulu jauh sebelum masa kemerdekaan, ibu-ibu di kampung bikin minyak kelapa kampung dengan mesin cukur kelapa.
“Sekarang minyak kelapa kampung, dan mesin cukur kelapa yang ribut sekali itu sudah tidak ada,” kenangnya.
Lanjut Olly, intinya pembangunan sektor perkelapaan sangat penting bagi daerah, karena langsung bersentuhan dengan rakyat banyak. Oleh karena itu pemerintah perlu memfasilitasi perkembangan produksi termasuk peremajaan kelapa, serta keterlibatan langsung para petani pada industri produk kelapa yang ada. (tim)