Manado – Sepulangnya Walikota Manado, GS Vicky Lumentut usai mengikuti pendidikan dan latihan Leadership Transformation in Indonesia, yang merupakan kerjasama antara Kemendagri dan Harvard University melalui Harvard Kennedy School, diceritakan Lumentut kepada jajaran pemerintah Kota Manado.
Bertempat diruang Tolu, Kantor Walikota Manado, Lumentut berbagi cerita pengalamannya saat mengikuti pelatihan yang diikuti oleh 20 Walikota dan Bupati tersebut.
“15 menit sebelum mulai kelas, para dosen sudah berada diruangan. Dari banyaknya dosen ada satu dosen yang saya perhatikan para peserta bahkan tidak ada satu pun yang ijin keluar walau ke tolilet. Sebab penyampaian materinya sangat atraktif dan akan rugi jika dilewatkan jika harus ke toilet,” kata Lumentut saat mengkisahkan pengalamannya.
Lanjutnya, sebuah perjalanan panjang yang memakan waktu kurang lebih 25 jam dengan pesawat Qatar Air QR 671 take off dari bandara Soekarno-Hatta menuju Amerika dan transit di Bandara JFK New York, ada hal yang tak terlupakan yaitu saat momen pertama untuk bebelanja di salah satu pusat perbelanjaan.
Saat itu, seluruh peserta yang mengikuti pelatihan diajak untuk bebelanja sendiri untuk memenuhi kebutuhan selama pelatihan dan mengurus diri sendiri selama mengikuti pelatihan. “Disana kami diajarkan untuk disiplin dan mandiri, karena segala sesuatu harus dikerjakan sendiri,” singkatnya. (Leriando Kambey)
Manado – Sepulangnya Walikota Manado, GS Vicky Lumentut usai mengikuti pendidikan dan latihan Leadership Transformation in Indonesia, yang merupakan kerjasama antara Kemendagri dan Harvard University melalui Harvard Kennedy School, diceritakan Lumentut kepada jajaran pemerintah Kota Manado.
Bertempat diruang Tolu, Kantor Walikota Manado, Lumentut berbagi cerita pengalamannya saat mengikuti pelatihan yang diikuti oleh 20 Walikota dan Bupati tersebut.
“15 menit sebelum mulai kelas, para dosen sudah berada diruangan. Dari banyaknya dosen ada satu dosen yang saya perhatikan para peserta bahkan tidak ada satu pun yang ijin keluar walau ke tolilet. Sebab penyampaian materinya sangat atraktif dan akan rugi jika dilewatkan jika harus ke toilet,” kata Lumentut saat mengkisahkan pengalamannya.
Lanjutnya, sebuah perjalanan panjang yang memakan waktu kurang lebih 25 jam dengan pesawat Qatar Air QR 671 take off dari bandara Soekarno-Hatta menuju Amerika dan transit di Bandara JFK New York, ada hal yang tak terlupakan yaitu saat momen pertama untuk bebelanja di salah satu pusat perbelanjaan.
Saat itu, seluruh peserta yang mengikuti pelatihan diajak untuk bebelanja sendiri untuk memenuhi kebutuhan selama pelatihan dan mengurus diri sendiri selama mengikuti pelatihan. “Disana kami diajarkan untuk disiplin dan mandiri, karena segala sesuatu harus dikerjakan sendiri,” singkatnya. (Leriando Kambey)