Jakarta – Sebulan lebih bencana banjir bandang yang melada Kota Manado, tanggal 15 Januari 2014 lalu berlalu. Namun kejadian yang melumpuhkan Kota Manado itu masih segar dalam ingatan warga yang tertimpa bencana. Bahkan warga yang berada di luar Kota Manado seperti Jakarta masih ingat betul peristiwa yang mengharuskan ribuan kepala keluarga harus mengungsi.
“Dari Manado ya. Gimana kabarnya Manado sekarang,” tanya salah satu sopir bajai, Supardi yang ditumpangi beritamanado.com pekan lalu ketika meliput kegiatan Bimtek DPRD Kota Bitung.
Supardi dengan lancar menceritakan semua peristiwa bencana banjir bandang yang melanda Kota Manado diantara deru mesin bajainya. Ia mengaku selalu menyempatkan diri untuk mencari informasi soal perkembangan Kota Manado dari layar kaca dan surat kabar.
“Saya lihat di TV mobil-mobil pada hanyut, ngeri banget lihatnya,” kata pria paruh baya yang mengaku berasal dari Jawa Tengah ini.
Pria yang sudah puluhan tahun menekuni profesi sebagai supir bajai ini mencari tahu kondisi Kota Manado saat ini yang berangsur-angsur mulai pulih. “Syukurlah, mudah-mudahan bencana seperti itu tak terjadi lagi,” katanya.
Tak hanya Supardi, salah satu pemilik toko onderdil kendaraan bermotor di Senen, Ko’ Aman juga menanyakan hal yang sama ketika mengetahui penulis berasal dari Kota Manado. “Bagaimana kondisi Kota Manado sekarang,” tanyanya.
Ia mengaku ikut merasakan dampak bencana banjir bandang Kota Manado, mengingat sebagian pelangganya berasal dari Kota Manado. Namun semenjak terjadi bencana, permintaan pengiriman onderdil mengalami keterhambatan karena sebagian pelanggannya ikut tertimpa musibah banjir.
“Kemarin ada beberapa pelanggan saya yang menawari untuk membeli mobil mereka karena katanya butuh uang untuk berbenah,” katanya.
Selain Supardi dan Ko’ Aman, para pegawai hotel dan sejumlah pedagang kaki lima juga menanyakan hal yang sama. Mereka merasa prihatin dan kaget mengetahui Kota Manado tertimpa bencana alam yang dianggap begitu dasyat.
“Kami lihat di TV, kejadiannya kayak tsunami di Aceh. Mobil-mobil hanyut bersama barang-barang warga. Ngeri lihatnya,” kata Fajar salah satu pegawai hotel.
Fajar mengaku tak menyangka, Kota Manado yang selama ini ia kenal sangat indah dan alamnya masih terpelihara bisa diterjang banjir bandang. “Kalau Jakarta banjir itu wajar karena memang alamnya sudah rusak, tapi kalau Kota Manado saya tidak habis pikir kenapa bisa terjadi banjir,” katanya.
Pria yang mengaku berasal dari Sumedang ini mengaku hanya bisa berharap Kota Manado bisa cepat pulih dan masyarakat yang tertimpa bencana bisa bangkit kembali. Mengingat Kota Manado telah dikenal sebagai salah satu kota tujuan parawisata sehingga harus cepat bebenah dari bencana.(abinenobm)
Jakarta – Sebulan lebih bencana banjir bandang yang melada Kota Manado, tanggal 15 Januari 2014 lalu berlalu. Namun kejadian yang melumpuhkan Kota Manado itu masih segar dalam ingatan warga yang tertimpa bencana. Bahkan warga yang berada di luar Kota Manado seperti Jakarta masih ingat betul peristiwa yang mengharuskan ribuan kepala keluarga harus mengungsi.
“Dari Manado ya. Gimana kabarnya Manado sekarang,” tanya salah satu sopir bajai, Supardi yang ditumpangi beritamanado.com pekan lalu ketika meliput kegiatan Bimtek DPRD Kota Bitung.
Supardi dengan lancar menceritakan semua peristiwa bencana banjir bandang yang melanda Kota Manado diantara deru mesin bajainya. Ia mengaku selalu menyempatkan diri untuk mencari informasi soal perkembangan Kota Manado dari layar kaca dan surat kabar.
“Saya lihat di TV mobil-mobil pada hanyut, ngeri banget lihatnya,” kata pria paruh baya yang mengaku berasal dari Jawa Tengah ini.
Pria yang sudah puluhan tahun menekuni profesi sebagai supir bajai ini mencari tahu kondisi Kota Manado saat ini yang berangsur-angsur mulai pulih. “Syukurlah, mudah-mudahan bencana seperti itu tak terjadi lagi,” katanya.
Tak hanya Supardi, salah satu pemilik toko onderdil kendaraan bermotor di Senen, Ko’ Aman juga menanyakan hal yang sama ketika mengetahui penulis berasal dari Kota Manado. “Bagaimana kondisi Kota Manado sekarang,” tanyanya.
Ia mengaku ikut merasakan dampak bencana banjir bandang Kota Manado, mengingat sebagian pelangganya berasal dari Kota Manado. Namun semenjak terjadi bencana, permintaan pengiriman onderdil mengalami keterhambatan karena sebagian pelanggannya ikut tertimpa musibah banjir.
“Kemarin ada beberapa pelanggan saya yang menawari untuk membeli mobil mereka karena katanya butuh uang untuk berbenah,” katanya.
Selain Supardi dan Ko’ Aman, para pegawai hotel dan sejumlah pedagang kaki lima juga menanyakan hal yang sama. Mereka merasa prihatin dan kaget mengetahui Kota Manado tertimpa bencana alam yang dianggap begitu dasyat.
“Kami lihat di TV, kejadiannya kayak tsunami di Aceh. Mobil-mobil hanyut bersama barang-barang warga. Ngeri lihatnya,” kata Fajar salah satu pegawai hotel.
Fajar mengaku tak menyangka, Kota Manado yang selama ini ia kenal sangat indah dan alamnya masih terpelihara bisa diterjang banjir bandang. “Kalau Jakarta banjir itu wajar karena memang alamnya sudah rusak, tapi kalau Kota Manado saya tidak habis pikir kenapa bisa terjadi banjir,” katanya.
Pria yang mengaku berasal dari Sumedang ini mengaku hanya bisa berharap Kota Manado bisa cepat pulih dan masyarakat yang tertimpa bencana bisa bangkit kembali. Mengingat Kota Manado telah dikenal sebagai salah satu kota tujuan parawisata sehingga harus cepat bebenah dari bencana.(abinenobm)