Handrie Komaling, SH Kepala BPBD Minsel
AMURANG — Warga Desa Sulu Kecamatan Tatapaan mengaku kecewa terhadap eksekutif dan legislatif Kabupaten Minsel. Pasalnya, sudah bertahun-tahun lamanya disuarakan agar bendungan yang ada di Desa Sulu dapat diperbaiki. Menariknya, bendungan tersebut mengairi sekitar 500 hektar sawah. Sudah sejak tahun 2006 lalu belum juga diperbaiki.
“Setiap masa reses anggota DPRD khususnya dari dapil IV, sering kali kami keluhkan untuk diperbaiki. Bahkan dari pemerintah kecamatan Tatapaan pun acap kali diusulkan diperbaiki. Namu hingga kini hanya sorga telinga,” tandas Billi Pandey, Pemuda Tani Tatapaan, saat menghubungi media ini Kamis (15/09) tadi.
Menurutnya, bentuk kekecewaan masyarakat, sampai-sampai tidak mau mengikuti pertemuan saat masa reses baru-baru ini oleh anggota DPRD Dapil IV ini. ‘’Sebab perbaikan bendungan tersebut sudah hampir setiap tahun kami usulkan diperjuangkan anggota legislatif. Tetapi tidak juga direalisasikan. Kami sangat kecewa berat, baik pihak eksekutif maupun legislatif,’’ keluh Pandey.
Anggota Dekab Minsel Jeferson Runtuwene, SH membenarkan kekecewaan warga, hal ini terungkap saat reses beberapa waktu lalu. Untuk itu kami mintakan bendungan Sulu dapat menjadi prioritas pembangunan. Sebab itu sangat menyentuh langsung pada kepentingan masyarakat umum. Terlebih, bendungan tersebut mengairi sekitar 500 hektar lebih sawah.
Kepala Badan Penanggulangan Bencana Daerah (BPBD) Minsel, Handrie Komaling, SH saat dikonfirmasi wartawan media ini Kamis (15/09) diruang kerjanya mengatakan pihaknya telah mengusulkan perbaikan bendungan tersebut sebesar Rp 2,5 miliar, “Anggaran ini bisa bertambah atau berkurang, karena masih bersifat usulan,” jawab Komaling.
Diketahui, ambruknya bendungan Sulu akibat bencana alam tahun 2006 lalu. Dan, pihaknya sudah prioritas tahun 2011 ini akan diperbaiki. ‘’Pihaknya, sudah sampaikan langsung kepada Bupati Tetty Paruntu pada setiap kesempatan,’’ pungkas mantan Camat Tatapaan ini. (ape)
Handrie Komaling, SH Kepala BPBD Minsel
AMURANG — Warga Desa Sulu Kecamatan Tatapaan mengaku kecewa terhadap eksekutif dan legislatif Kabupaten Minsel. Pasalnya, sudah bertahun-tahun lamanya disuarakan agar bendungan yang ada di Desa Sulu dapat diperbaiki. Menariknya, bendungan tersebut mengairi sekitar 500 hektar sawah. Sudah sejak tahun 2006 lalu belum juga diperbaiki.
“Setiap masa reses anggota DPRD khususnya dari dapil IV, sering kali kami keluhkan untuk diperbaiki. Bahkan dari pemerintah kecamatan Tatapaan pun acap kali diusulkan diperbaiki. Namu hingga kini hanya sorga telinga,” tandas Billi Pandey, Pemuda Tani Tatapaan, saat menghubungi media ini Kamis (15/09) tadi.
Menurutnya, bentuk kekecewaan masyarakat, sampai-sampai tidak mau mengikuti pertemuan saat masa reses baru-baru ini oleh anggota DPRD Dapil IV ini. ‘’Sebab perbaikan bendungan tersebut sudah hampir setiap tahun kami usulkan diperjuangkan anggota legislatif. Tetapi tidak juga direalisasikan. Kami sangat kecewa berat, baik pihak eksekutif maupun legislatif,’’ keluh Pandey.
Anggota Dekab Minsel Jeferson Runtuwene, SH membenarkan kekecewaan warga, hal ini terungkap saat reses beberapa waktu lalu. Untuk itu kami mintakan bendungan Sulu dapat menjadi prioritas pembangunan. Sebab itu sangat menyentuh langsung pada kepentingan masyarakat umum. Terlebih, bendungan tersebut mengairi sekitar 500 hektar lebih sawah.
Kepala Badan Penanggulangan Bencana Daerah (BPBD) Minsel, Handrie Komaling, SH saat dikonfirmasi wartawan media ini Kamis (15/09) diruang kerjanya mengatakan pihaknya telah mengusulkan perbaikan bendungan tersebut sebesar Rp 2,5 miliar, “Anggaran ini bisa bertambah atau berkurang, karena masih bersifat usulan,” jawab Komaling.
Diketahui, ambruknya bendungan Sulu akibat bencana alam tahun 2006 lalu. Dan, pihaknya sudah prioritas tahun 2011 ini akan diperbaiki. ‘’Pihaknya, sudah sampaikan langsung kepada Bupati Tetty Paruntu pada setiap kesempatan,’’ pungkas mantan Camat Tatapaan ini. (ape)