Jakarta, BeritaManado.com — Ketua DPR RI Bambang Susatyo menyatakan bahwa dirinya siap maju sebagai calon Ketua Umum Partai Golkar.
Dikatakannya, Sebagai partai tengah, Golkar tidak boleh tinggal diam menyaksikan kondisi ideplogi bangsa Indonesia yang sedang berada dibawah ancaman ideologi ekstrimisme dan radikalisme.
Menurutnya, Partai Golkar tidak boleh mengabaikan sejarah lahirnya sebagai benteng Negara Kesatuan Republik Indonesia (NKRI).
“Saya pikir sudah waktunya Partai Golkar merapihkan rumahnya untuk menjadi rumah yang nyaman bagi para purnawirawan, ulama dan tokoh agama lainnya, serta masyarakat sipil. Jika sebagai partai tengah, Golkar gagal mengkonsolidasikan persaudaraan kebangsaan, maka masa depan Indonesia menjadi taruhannya,” Ungkapnya, Senin (22/7/2019) kemarin.
Bambang Soesatyo sendiri berpendapat bahwa sesama kader partai tidak seharusnya saling berebut kekuasaan, sebaliknya harus solid dan menjadi contoh bagi partai lainnya.
“Kita harus jadi contoh, terutama untuk mereka yang tergolong dalam kaum millennial, sambil memberikan pemahaman bahwa politik sesuatu yang mulia. Dengan demikian kaum millennial sendiri bisa memilirik dan memilih partai Golkar. Kita harus melakukan transformasi internal partai,” tegasnya.
Dengan demikian, kedepan citra Partai Golkar bisa lebih baik lagi termasuk di kalangan kaum millennial yang identik dengan orang-orang yang penuh energik dan bergairah.
Partai Golkar sendiri menurutnya memiliki kekuatan yang tidak dimiliki partai politik lainnya dan juga berpengalaman bersama KOSGORO, SOKSI, MKGR serta beebrapa ormas seperti Satkar Ulama, Majelis Dakwah, Alhadiyah, Himpunan Wanita Karya, Angkatan Muda Partai Golkar (AMPG) dan Kesatuan Perempuan Partai Golkar (KPPG).
Satu hal yang tidak dapat dipungkiri, Partai Golkar juga didukung oleh akar rumput dari Pemuda Pancasila dan Forum Komunikasi Putra-Putri Purnawirawan TNI/Polri Indonesia (FKPPI).
Sangat disayangkan, berbagai elemen kekuatan itu tidak maksimal, bahkan ada kecenderungan terabaikan, padahal jika mendapatkan sentuhan yang tepat, itu bukan hanya sekedar menjadi kekuatan partai, tetapi juga memperkokoh kebangsaan.
Dengan demikian, bagaianapun upaya pihak-pihak yang mengancam ideology bangsa, Golkar dapat mengatasinya.
Soal Musyawarah Nasional (Munas) untuk memilih ketua umum menurutnya bisa dilakukan setelah pelantikan Presiden dan Wakil Presiden pada bulan Oktober 2019 nanti.
Hal ini menjadi bukti bahwa bahwa niat Bambang Susatyo siap maju dalam bursa calon Ketua Umum Partai Golkar bukan untuk mambagun dinasti kekuasaan.
“Tujuan saya untuk maju dalam suksesi ini semata-mata untuk menjalankan amanah dari pengurus daerah agar dapat memastikan masa depan partai tidak lagi seperti saat ini. Ada tantangan memang yang akan dihadapi, namun melalui upaya konsolidasi internal, kekuatan partai bisa kembali seperti semula. Tak hanya itu, Golkar juga tetap berkomitmen membantu pemerintah untuk menghadapi merebaknya ideology transnasional yang bisa melengserkan Pancasila,” tuturnya.
(***/Frangki Wullur)