Dumoga – Perhatian pemerintah pusat melalui Balai Sungai Provinsi Sulawesi Utara terhadap masyarakat Kecamatan Dumoga, Kabupaten Bolmong, sangat dipertanyakan.
Pasalnya, aspirasi pembangunan penguatan tebing bahkan sudah memasukkan proposal hingga sekarang belum direalisasikan. Warga Kecamatan Dumoga biasa disebut Dumoga bersatu akhirnya tak dapat menahan kemarahan kepada Balai Sungai Sulut yang dipimpin Djidon Watania.
“Sudah mengusulkan proposal 1000 Meter untuk pembangunan penguatan tebing, juga beberapa kali melaporkan ke balai sungai namun tidak pernah di gubris,” tutur ujar Sunny Dampi, anggota DPRD Bolmong dapil 5 kepada wartawan yang melakukan peninjauan langsung lapangan, pekan ini.
Senada juga dikatakan Sangadi atau Kumtua Desa Dumoga Induk, H. Manggopa. Menurutnya, kondisi ini pernah disampaikan ke Balai Sungai. Sekitar 500 jiwa terancam keselamatan. Pernah terjadi banjir besar tahun 1995/1996 dan 2006/2007.
“Perhatian instansi terkait dalam hal ini balai sungai wilayah 1 yang dipimpin Djidon Watania, agar secepatnya turun tangan. Segera lakukan penguatan tebing dan normalisasi sungai sebelum jatuh banyak korban,” tutur Manggopa.
Sikap cuek Balai Sungai ditanggapi serius anggota DPRD Sulut dapil Bolmong Raya, Julius Jems Tuuk. Legislator vokal ini kembali mengingatkan pihak Balai Sungai datang langsung ke Kecamatan Dumoga untuk melihat kondisi sungai. Disayangkan, hingga kini kondisi sungai yang memiriskan tak digubris.
“Setiap kali datang, balai sungai hanya bisa iba dan berjanji akan segera melakukan perbaikan, tapi hasilnya nol besar sampai hari ini. Kalau hanya iba dan terenyuh apa bedanya si Djidon dengan Aidit dan Muso. Aidit dan Muso juga iba dan terenyuh melihat sesamanya yang kesulitan,” tegas Jems Tuuk. (***/Jrp)
Dumoga – Perhatian pemerintah pusat melalui Balai Sungai Provinsi Sulawesi Utara terhadap masyarakat Kecamatan Dumoga, Kabupaten Bolmong, sangat dipertanyakan.
Pasalnya, aspirasi pembangunan penguatan tebing bahkan sudah memasukkan proposal hingga sekarang belum direalisasikan. Warga Kecamatan Dumoga biasa disebut Dumoga bersatu akhirnya tak dapat menahan kemarahan kepada Balai Sungai Sulut yang dipimpin Djidon Watania.
“Sudah mengusulkan proposal 1000 Meter untuk pembangunan penguatan tebing, juga beberapa kali melaporkan ke balai sungai namun tidak pernah di gubris,” tutur ujar Sunny Dampi, anggota DPRD Bolmong dapil 5 kepada wartawan yang melakukan peninjauan langsung lapangan, pekan ini.
Senada juga dikatakan Sangadi atau Kumtua Desa Dumoga Induk, H. Manggopa. Menurutnya, kondisi ini pernah disampaikan ke Balai Sungai. Sekitar 500 jiwa terancam keselamatan. Pernah terjadi banjir besar tahun 1995/1996 dan 2006/2007.
“Perhatian instansi terkait dalam hal ini balai sungai wilayah 1 yang dipimpin Djidon Watania, agar secepatnya turun tangan. Segera lakukan penguatan tebing dan normalisasi sungai sebelum jatuh banyak korban,” tutur Manggopa.
Sikap cuek Balai Sungai ditanggapi serius anggota DPRD Sulut dapil Bolmong Raya, Julius Jems Tuuk. Legislator vokal ini kembali mengingatkan pihak Balai Sungai datang langsung ke Kecamatan Dumoga untuk melihat kondisi sungai. Disayangkan, hingga kini kondisi sungai yang memiriskan tak digubris.
“Setiap kali datang, balai sungai hanya bisa iba dan berjanji akan segera melakukan perbaikan, tapi hasilnya nol besar sampai hari ini. Kalau hanya iba dan terenyuh apa bedanya si Djidon dengan Aidit dan Muso. Aidit dan Muso juga iba dan terenyuh melihat sesamanya yang kesulitan,” tegas Jems Tuuk. (***/Jrp)