Bitung – Proses penghitungan dan rekapitulasi suara hasil pemungutan suara di Kantor Kelurahan Bitung Barat 1 Kecamatan Maesa, Sabtu (12/4/2014) dini hari berlangsung ricuh. Sejumlah Caleg dari berbagai partai mengamuk dan meminta agar proses penghitungan serta rekapitulasi suara di tingkat kelurahan dihentikan.
Dari informasi, kericuhan bermula saat Syamsuddin Sururama, Caleg dari PPP menerima informasi bahwa suaranya sudah hilang dan berkurang. Saat memeriksa langsung proses rekapitulasi, suara yang saat penghitungan di TPS berjumlah 12 suara ternyata sudah berubah menjadi 2 suara saja dan telah berkurang 10 suara.
Tak terima, Caleg yang juga Ketua Muhammadiyah Kota Bitung itu langsung naik pitam dan mengamuk memukul meja serta menendang kotak suara lalu meminta agar aktivitas penghitungan suara di aula Kantor Lurah Bitung Barat 1 dihentikan. “Papancuri samua, kase brenti ini penghitungan, jangan dilanjutkan atau kita mo bakar ini kantor lurah,” ancam Sururama.
Kemarahan Sururama makin memuncak ketika sejumlah Caleg dari partai lain mulai berdatangan mendukung aksinya sehingga membuat suasana makin memanas. Sapiin Palakua, Caleg dari Partai Keadilan Sejahtera (PKS) dan Alamsyah Djohan dari PDI Perjuanganpun tak ketinggalan melakukan protes dan meminta agar proses penghitungan dihentikan.
Bahkan, Alamsyah meminta agar Pemilu di Daerah Pemilihan 3, Kecamatan Maesa dan Madidir harus diulang karena sarat dengan kecurangan-kecurangan. “Bayangkan saja, di Dapil 2 Kecamatan Aertembaga, di hari H pencoblosan ditemukan sebuah kotak suara dari Dapil 3, sementara dari Dapil 3 sendiri tidak ada laporan kekurangan kotak suara. Lalu, kertas-kertas suara yang di dalam kotak itu untuk siapa.? Pokoknya, pemungutan suara di dapil 3 harus diulang,” jelas Alamsyah, Minggu (13/4/2014).
Dia juga mengatakan, selain kecurangan seperti politik uang, praktek curi suara milik Caleg lain seperti yang terjadi di Kantor Lurah Bitung Barat 1, juga ditengarai di seluruh kantor Lurah di Dapil 3. Dan hal ini masih akan terjadi saat penghitungan dilakukan di tingkat Kecamatan.
“Praktek curi suara seperti ini saya yakin terjadi juga di seluruh kantor kelurahan untuk mendongkrak atau menggelembungkan suara calon tertentu. Modusnya adalah 10 suara milik Caleg atau partai lain di tiap TPS dialihkan ke Caleg tertentu,” katanya.
Sementara itu, sejumlah Caleg yang ikut hadir menyaksikan kericuhan tersebut adalah Nurdin Duke, Iskandar Harun dan Dafit Yantu dari PPP dan Anthonius Supit dari Partai Nasdem.(abinenobm)
Bitung – Proses penghitungan dan rekapitulasi suara hasil pemungutan suara di Kantor Kelurahan Bitung Barat 1 Kecamatan Maesa, Sabtu (12/4/2014) dini hari berlangsung ricuh. Sejumlah Caleg dari berbagai partai mengamuk dan meminta agar proses penghitungan serta rekapitulasi suara di tingkat kelurahan dihentikan.
Dari informasi, kericuhan bermula saat Syamsuddin Sururama, Caleg dari PPP menerima informasi bahwa suaranya sudah hilang dan berkurang. Saat memeriksa langsung proses rekapitulasi, suara yang saat penghitungan di TPS berjumlah 12 suara ternyata sudah berubah menjadi 2 suara saja dan telah berkurang 10 suara.
Tak terima, Caleg yang juga Ketua Muhammadiyah Kota Bitung itu langsung naik pitam dan mengamuk memukul meja serta menendang kotak suara lalu meminta agar aktivitas penghitungan suara di aula Kantor Lurah Bitung Barat 1 dihentikan. “Papancuri samua, kase brenti ini penghitungan, jangan dilanjutkan atau kita mo bakar ini kantor lurah,” ancam Sururama.
Kemarahan Sururama makin memuncak ketika sejumlah Caleg dari partai lain mulai berdatangan mendukung aksinya sehingga membuat suasana makin memanas. Sapiin Palakua, Caleg dari Partai Keadilan Sejahtera (PKS) dan Alamsyah Djohan dari PDI Perjuanganpun tak ketinggalan melakukan protes dan meminta agar proses penghitungan dihentikan.
Bahkan, Alamsyah meminta agar Pemilu di Daerah Pemilihan 3, Kecamatan Maesa dan Madidir harus diulang karena sarat dengan kecurangan-kecurangan. “Bayangkan saja, di Dapil 2 Kecamatan Aertembaga, di hari H pencoblosan ditemukan sebuah kotak suara dari Dapil 3, sementara dari Dapil 3 sendiri tidak ada laporan kekurangan kotak suara. Lalu, kertas-kertas suara yang di dalam kotak itu untuk siapa.? Pokoknya, pemungutan suara di dapil 3 harus diulang,” jelas Alamsyah, Minggu (13/4/2014).
Dia juga mengatakan, selain kecurangan seperti politik uang, praktek curi suara milik Caleg lain seperti yang terjadi di Kantor Lurah Bitung Barat 1, juga ditengarai di seluruh kantor Lurah di Dapil 3. Dan hal ini masih akan terjadi saat penghitungan dilakukan di tingkat Kecamatan.
“Praktek curi suara seperti ini saya yakin terjadi juga di seluruh kantor kelurahan untuk mendongkrak atau menggelembungkan suara calon tertentu. Modusnya adalah 10 suara milik Caleg atau partai lain di tiap TPS dialihkan ke Caleg tertentu,” katanya.
Sementara itu, sejumlah Caleg yang ikut hadir menyaksikan kericuhan tersebut adalah Nurdin Duke, Iskandar Harun dan Dafit Yantu dari PPP dan Anthonius Supit dari Partai Nasdem.(abinenobm)