Airmadidi – Pengorbanan waktu besar diakui para pihak pemilik atau pengurus pembebasan lahan mereka yang terkena area lahan tol Manado-Bitung.
Beberapa diantara mereka secara terang-terangan mengkritisi kinerja panitia pembebasan lahan tol. Diakhir tahun, sejumlah warga memang terlihat ‘super sibuk’
Mereka yang masih mengenakan seragam dinas abdi negara, nampak terlihat di salah satu kantor hukum tua. Sambil membawa berkas, mereka memintakan pengesahan di kantor hukum tua tersebut.
Seorang bapak tua juga terlihat di salah satu kantor Lurah yang ada di Airmadidi. Sambil menunggu Lurah datang kantor, si bapak mengakui lelah dengan prosedur pengurusan pembebasan lahan tol.
“Ini kita pe tanah, pemerintah yang mau beli. Kok saya yang lelah urus sendiri. Saya bolak-balik cari tandatangan pejabat terkait,” keluh bapak itu.
Di awal tahun 2014 ini juga, seorang ibu mengakui sudah 3 bulan meninggalkan sementara kerjanya yang di Jakarta demi urusan pembebasan lahan tol. “Karna urusan ini, so tiga bulan ini tinggalkan kerja,” ujar seorang ibu.
Lain lagi dengan seorang bapak, yang mengakui sengaja datang dari Malang tempat tinggalnya untuk ke Minahasa Utara demi mengurus dan menghadiri rapat pembebasan lahan tol bersama pemerintah. (robintanauma)
Airmadidi – Pengorbanan waktu besar diakui para pihak pemilik atau pengurus pembebasan lahan mereka yang terkena area lahan tol Manado-Bitung.
Beberapa diantara mereka secara terang-terangan mengkritisi kinerja panitia pembebasan lahan tol. Diakhir tahun, sejumlah warga memang terlihat ‘super sibuk’
Mereka yang masih mengenakan seragam dinas abdi negara, nampak terlihat di salah satu kantor hukum tua. Sambil membawa berkas, mereka memintakan pengesahan di kantor hukum tua tersebut.
Seorang bapak tua juga terlihat di salah satu kantor Lurah yang ada di Airmadidi. Sambil menunggu Lurah datang kantor, si bapak mengakui lelah dengan prosedur pengurusan pembebasan lahan tol.
“Ini kita pe tanah, pemerintah yang mau beli. Kok saya yang lelah urus sendiri. Saya bolak-balik cari tandatangan pejabat terkait,” keluh bapak itu.
Di awal tahun 2014 ini juga, seorang ibu mengakui sudah 3 bulan meninggalkan sementara kerjanya yang di Jakarta demi urusan pembebasan lahan tol. “Karna urusan ini, so tiga bulan ini tinggalkan kerja,” ujar seorang ibu.
Lain lagi dengan seorang bapak, yang mengakui sengaja datang dari Malang tempat tinggalnya untuk ke Minahasa Utara demi mengurus dan menghadiri rapat pembebasan lahan tol bersama pemerintah. (robintanauma)