AMURANG—Sejak pekan kemarin, jalan Trans Amurang-Touluaan (yang menghubungkan Kabupaten Minsel-Mitra) sementara dikerjakan. Seperti diketahui, jalan Amurang-Touluaan yang terpara adalah Amurang (masuk Uwuran Dua, Kilometer Tiga dan Ranoketang Tua). Sedangkan, Touluaan (masuk sebagian Lobu). Tetapi, proyek yang sementara dikerjakan itu ternyata kabar berhembus hanya menggunakan dana pemeliharaan tahun 2011. Dana sebesar Rp 1,8 miliar.
‘’Lebih para lagi, proyek yang dikerjakan bukan dari titik nol (tugu KKO) Amurang. Melainkan, mulai dikerjakan dari Kilo Tujuh (masuk kepolisian Buyungon). Bahkan, bukan berasal dari Desa Ranoketang Tua Kecamatan Amurang. Kondisi ini menjadi pertanyaan masyarakat Ranoketang Tua dan Kilometer Tiga. Bahwa, ternyata proyek yang dikerjakan bukan berasal dari APBD 2012,’’ ujar Decky Tumanken, warga Ranoketang Tua kepada beritamanado, Minggu tadi.
Menurut Tumanken, yang juga seorang sopir Amurang-Ranoketang Tua ini merasa kalau ternyata Pemprov Sulut benar-benar menganaktirikan jalan Amurang-Touluaan. Padahal, kondisi jalan tersebut paling parah ada di Amurang (Uwuran Dua, Kilometer Tiga dan Ranoketang Tua). Bahkan, Pemprov Sulut dalam hal ini Dinas PU Sulut tak mau tahu soal kondisi diatas.
‘’Jalan Amurang-Touluaan sementara dikerjakan. Tetapi, proyek yang dimulai berada sebelum Kilo Tujuh. Bahkan, informasi yang kami terima hanya panjang satu kilometer saja. Berarti, tak sampai ke Desa Kilometer Tiga. Jangankan di Desa Ranoketang Tua, untuk lewat di Kilometer Tiga pun tidak akan. Lantas, inikah bentuk tanggungjawab Pemprov Sulut terhadap Pemkab Minsel,’’ katanya.
Senada dikatakan Vicky Dissa dan Teddy Ruasey, keduanya tokoh masyarakat Kilometer Tiga. Saat berbincang dengan media ini mengungkapkan bahwa Pemprov Sulut tak peduli dengan Minsel. ‘’Ini terbukti, sebab kondisi jalan diatas yang menjadi tanggungjawab Provinsi Sulut. Bukti nyata diatas, perbaikannya hanya tambal sulam. Itu terjadi sejak tahun 2000-an. Setiap tahun, hanya tambal sulam. Untuk mengerjakan dengan anggaran besar pun tak pernah,’’ tegas Dissa dan Ruasey.
Baik Dissa maupun Ruasey, juga mempertanyakan kenapa proyek jalan Amurang-Touluaan diatas hanya dibiayai dengan dana pemeliharaan sebesar Rp 1,8 miliar. ‘’Kenapa bukan ditetapkan dari dana APBD 2012. Berarti, kami sangsikan anggota DPRD Sulut dapil Minsel-Mitra yang tak bisa memperjuangkannya. Menjadi bukti nyata, kalau setiap tahun hanya dianggarkan dengan dana pemeiliharaan saja,’’ sebut keduanya.
Sayangnya, Kepala Dinas PU Provinsi Sulut Ir JE Kenap belum berhasil dihubungi. Namun, Kepala Dinas PU Minsel, Joutje Tuerah, ST MM justru menyebut kalau itu bukan berasal dana pemeliharaan. ‘’Memang, setiap tahun ada dana pemeliharaan yang ditetapkan di APBD. Tetapi, jalan diatas dianggarkan melalui APBD 2012. Bahkan, melalui proyek diatas dilakukan tender. Dan pemenangnya sementara melakukan pekerjaannya. Namun, Tuerah juga mempertanyakan kepana bukan dimulai dari titik nol yang ada di tugu KKO Amurang,’’ sebutnya. (and)
AMURANG—Sejak pekan kemarin, jalan Trans Amurang-Touluaan (yang menghubungkan Kabupaten Minsel-Mitra) sementara dikerjakan. Seperti diketahui, jalan Amurang-Touluaan yang terpara adalah Amurang (masuk Uwuran Dua, Kilometer Tiga dan Ranoketang Tua). Sedangkan, Touluaan (masuk sebagian Lobu). Tetapi, proyek yang sementara dikerjakan itu ternyata kabar berhembus hanya menggunakan dana pemeliharaan tahun 2011. Dana sebesar Rp 1,8 miliar.
‘’Lebih para lagi, proyek yang dikerjakan bukan dari titik nol (tugu KKO) Amurang. Melainkan, mulai dikerjakan dari Kilo Tujuh (masuk kepolisian Buyungon). Bahkan, bukan berasal dari Desa Ranoketang Tua Kecamatan Amurang. Kondisi ini menjadi pertanyaan masyarakat Ranoketang Tua dan Kilometer Tiga. Bahwa, ternyata proyek yang dikerjakan bukan berasal dari APBD 2012,’’ ujar Decky Tumanken, warga Ranoketang Tua kepada beritamanado, Minggu tadi.
Menurut Tumanken, yang juga seorang sopir Amurang-Ranoketang Tua ini merasa kalau ternyata Pemprov Sulut benar-benar menganaktirikan jalan Amurang-Touluaan. Padahal, kondisi jalan tersebut paling parah ada di Amurang (Uwuran Dua, Kilometer Tiga dan Ranoketang Tua). Bahkan, Pemprov Sulut dalam hal ini Dinas PU Sulut tak mau tahu soal kondisi diatas.
‘’Jalan Amurang-Touluaan sementara dikerjakan. Tetapi, proyek yang dimulai berada sebelum Kilo Tujuh. Bahkan, informasi yang kami terima hanya panjang satu kilometer saja. Berarti, tak sampai ke Desa Kilometer Tiga. Jangankan di Desa Ranoketang Tua, untuk lewat di Kilometer Tiga pun tidak akan. Lantas, inikah bentuk tanggungjawab Pemprov Sulut terhadap Pemkab Minsel,’’ katanya.
Senada dikatakan Vicky Dissa dan Teddy Ruasey, keduanya tokoh masyarakat Kilometer Tiga. Saat berbincang dengan media ini mengungkapkan bahwa Pemprov Sulut tak peduli dengan Minsel. ‘’Ini terbukti, sebab kondisi jalan diatas yang menjadi tanggungjawab Provinsi Sulut. Bukti nyata diatas, perbaikannya hanya tambal sulam. Itu terjadi sejak tahun 2000-an. Setiap tahun, hanya tambal sulam. Untuk mengerjakan dengan anggaran besar pun tak pernah,’’ tegas Dissa dan Ruasey.
Baik Dissa maupun Ruasey, juga mempertanyakan kenapa proyek jalan Amurang-Touluaan diatas hanya dibiayai dengan dana pemeliharaan sebesar Rp 1,8 miliar. ‘’Kenapa bukan ditetapkan dari dana APBD 2012. Berarti, kami sangsikan anggota DPRD Sulut dapil Minsel-Mitra yang tak bisa memperjuangkannya. Menjadi bukti nyata, kalau setiap tahun hanya dianggarkan dengan dana pemeiliharaan saja,’’ sebut keduanya.
Sayangnya, Kepala Dinas PU Provinsi Sulut Ir JE Kenap belum berhasil dihubungi. Namun, Kepala Dinas PU Minsel, Joutje Tuerah, ST MM justru menyebut kalau itu bukan berasal dana pemeliharaan. ‘’Memang, setiap tahun ada dana pemeliharaan yang ditetapkan di APBD. Tetapi, jalan diatas dianggarkan melalui APBD 2012. Bahkan, melalui proyek diatas dilakukan tender. Dan pemenangnya sementara melakukan pekerjaannya. Namun, Tuerah juga mempertanyakan kepana bukan dimulai dari titik nol yang ada di tugu KKO Amurang,’’ sebutnya. (and)