Airmadidi – Kabupaten Minahasa Utara (Minut) yang diberkahi tanah yang subur, tak hanya mampu memberikan kecukupan pangan bagi masyarakat yang tinggal di bumi Tonsea.
Buktinya, produksi padi di Minut dari tahun 2011 sampai tahun 2014 sebanyak 1.265.816 ton. Jumlah ini cukup besar sampai-sampai Pemkab Minut mampu mengekspor sebanyak 332.000 ton beras bagi kota-kota lain di Indonesia
bahkan mampu menyisahkan sampai 325.000 ton.
Data tersebut diketahui saat Bupati Minut Drs Sompie S.F Singal MBA memaparkan kinerja pembangunan ketahanan pangan Kabupaten Minut dalam penilaian penghargaan Adikarya pangan nusantara tahun 2014 bertempat di
Hotel Bidakara Jakarta Selatan Kamis (13/11/2014).
“Produksi pangan Minut pada saat ini sangat mencukupi bahkan yang lebihnya kita distribusikan ke kota-kota yang lain. Dimana dalam menampung produksi beras kita mempunyai 9 gudang atau lumbung pangan,” kata Bupati.
Saat ini, lanjutnya, pemerintah sedang melaksanakan program dan kegiatan pembangunan ketahanan pangan yaitu pengembangan desa mandiri pangan dan komoditas pangan unggulan/prioritas daerah, penanganan kerawanan pangan,
penanganan kemiskinan, perbaikan gizi dan kesehatan, pengembangan diversifikasi pangan serta gerakan sentuh tanah, sentuh air dan sentuh budaya.
“Dalam mengkoordinasi sistem ketahanan pangan yang ada di Minut, maka telah kami bentuk Dewan Ketahanan Pangan yang sangat membantu dalam pengembangan pembangunan ketahanan pangan di Minut,” katanya.
Bupati menambahkan, pemerintah tentunya membantu para kelompok usaha produktif, begitu juga dalam perluasan lahan pertanian, pencegahan dan penanggulangan penyakit ternak dan alat-alat pertanian lainnya, sehingga
dalam pembangunan ketahanan pangan pemerintah menyediakan dana sebesar Rp70 miliar.
“Saya berharap pada tahun 2014 ini penghargaan adhikarya pangan nusantara ini dapat kami rebut kembali,” ujar Bupati.(finda)